#10: Pengkhianatan

84 29 6
                                    

"Sesungguhnya musuh yang paling berbahaya adalah orang terdekat."

❤️❤️❤️

Mata pelajaran sejarah yang sejatinya selalu membuat mata hendak memejam, kini justru membuat mata dan mulut seisi kelas nyaris terbuka. Padahal mata pelajaran yang dianggap membosankan dan penuh dengan dongeng itu ada di jam pelajaran terakhir.

Apa penyebabnya?

Semua bermula ketika Bu Ayuni selaku guru mata pelajaran tersebut, memulai materinya dengan sebuah pertanyaan sederhana.

"Selama empat puluh tahun sejak peristiwa kebangkitan nasional, kenapa di tahun 1948 Presiden Seokarno kembali mencanangkan hari kebangkitan nasional untuk diperingati?"

Beberapa siswa ada yang langsung menguap mendengar pertanyaan itu. Beberapa lagi ada yang langsung berpura-pura mencari jawaban di buku, padahal buku yang diletakkan di atas meja bukanlah buku pelajaran Sejarah. Ada juga yang langsung menundukkan kepala, menghindari bertemu tatap dengan Bu Ayuni khawatir ditunjuk untuk menjawab.

Lalu sang penyelamat seisi kelas mengangkat tangannya. Membuat hampir seisi kelas menghela napas lega.

"Dya, silakan." Bu Ayuni berujar seraya menyandarkan tubuh ke mejanya.

"Karena pada tahun 1948 terjadi banyak pergolakan di dalam negeri. Presiden Seokarno khawatir itu akan memecah belah bangsa sehingga beliau merasa harus menciptakan sebuah momen agar bangsa ini memiliki semangat juang untuk bersatu sebagai bangsa yang utuh dan kuat. Terutama untuk menghadapi pemerintah Hindia Belanda yang berniat akan kembali menjajah Indonesia. Kenapa hari kebangkitan nasional yang dipilih? Karena pada hari itulah pertamanya kalinya tumbuh kesadaran berbangsa dari berbagai kalangan di Indonesia." Dya menjawab dengan mantab. Materi itu sudah ia baca tadi malam.

Bu Ayuni tampak puas dengan jawaban itu sehingga ia mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu muncul lagi pertanyaan berikutnya yang membuat seisi kelas kembali menahan napas.

"Pergolakan apa saja yang terjadi pada masa itu?"

"Mampus gue," gumam Rudi seraya menunduk. Pasalnya baru saja ia bertemu tatap dengan mata Bu Ayuni. Sebentar lagi namanya pasti dipanggil.

"Coba Rudi," ujar Bu Ayuni sesuai dugaan.

"Dod, apa?" bisik Rudi memberi kode agar Dodi membantunya.

"Apanya?" tanya Dodi tak mengerti.

"Jawabannya."

"Meneketehe."

"Kenapa? Gak bisa jawab? Padahal tadi salah satunya udah disebutkan sama Dya. Tanda gak menyimak ini," ujar Bu Ayuni lalu menghela napasnya.

"Gue lagi, gue lagi. Apes bener gue," keluh Rudi.

"Seharusnya kalian pelajari dulu bahannya malam hari. Jadi, ketika di kelas tidak gelagapan kayak Rudi. Ayo, siapa yang tahu jawabannya?"

Aksa mengangkat tangannya. Berdasarkan klu yang diberikan Bu Ayuni barusan, ia tahu jawabannya.

"Ya, Aksa."

"Salah satu pergolakan yang terjadi adalah melawan pasukan Belanda yang berusaha menjajah kembali Indonesia."

"Ya, itu salah satunya. Sudah disebutkan Dya tadi. Lalu ada peristiwa besar apa yang terjadi pada masa itu berkaitan dengan keinginan Belanda kembali menjajah Indonesia?"

Kelas kembali hening. Tidak ada yang mau menjawab. Sehingga Bu Ayuni kembali menghela napasnya. Tidak anak IPA, tidak anak IPS. Jika pelajaran Sejarah tidak ada yang antusias.

[END] Dopamin LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang