#24: Permainan Yang Sesungguhnya

49 21 0
                                    

"Pertahanan yang sebaik-baiknya adalah yang dilakukan dengan menyerang."

Tan Malaka

❤️❤️❤️

Sepulang dari sekolah, Dya membaringkan tubuhnya sejenak. Mengistirahatkan otot-otot yang terasa kaku. Benar-benar hari yang melelahkan baginya. Lelah menahan rasa kesal, lelah mendengar berondongan pertanyaan dan godaan seisi kelas, lelah menghadapi sikap Aksa yang dingin kepadanya, juga lelah dengan sikap Diaz yang terlihat biasa-biasa saja.

Helaan napas berat terdengar. Matanya menerawang ke langit-langit kamarnya. Memikirkan hal-hal yang akan ia hadapi esok hari dan seterusnya selama ia berada di kelas yang sama dengan Diaz.

Satu hal yang begitu mengusik pikirannya adalah kenapa justru permainan seperti ini yang dipilih Diaz untuk mengganggunya? Sebenarnya ada apa di balik sikap pemuda itu? Kenapa tiba-tiba punya perasaan khusus?

Apalagi saat teringat deretan kalimat di majalah sekolah milik Ega yang sempat Dya baca tadi. Diaz mengagumi Dya karena kecerdasannya. Seketika perut Dya terasa mulas. Berusaha menyangkalnya mentah-mentah.

Omong-omong soal Diaz, ia jadi teringat kejadian di perpustakaan jam istirahat tadi. Saat pemuda itu dengan tiba-tiba memberikan sebelah earphone padanya. Ia jadi penasaran dengan lagu yang mereka dengarkan bersama tadi.

Lagunya siapa, ya? Ia tidak sempat bertanya. Lagipula untuk apa? Namun, ia penasaran.

Dya meraih ponsel lalu mencari informasi mengenai lagu itu di laman situs pencarian terbesar. Berbekal dengan satu kata dalam Bahasa Jepang yang masih diingatnya. Koi no Uta.

Setelah beberapa saat menunggu, muncullah laman yang menyajikan beberapa pilihan lagu dengan kata Koi no Uta di dalamnya. Dya pun memilih hasil pencarian teratas. Menghubungkannya ke sebuah situs streaming video. Menampilkan video sebuah lagu dengan judul lengkap Chiisana Koi No Uta (Little Love Song). Dya putar lagu itu dan ia menemukannya. Lagu yang sama seperti yang ia dengar bersama Diaz di perpustakaan.

Lihatlah, seseorang yang begitu berharga bagimu
Tepat berada di sisimu
Aku hanya ingin menyampaikannya kepada dirimu
Lagu cinta yang menggema ini
Dengarlah, dengarlah, dengarlah lagu cinta yang menggema ini

Kau pun menyadari bahwa kita berdua berjalan
Di jalan gelap yang bersinarkan cahaya bulan
Tanpa melepaskan tangan yang bergandengan ini
Aku berjanji perasaan ini akan selalu kuat

(Monpachi - Chiisana Koi No Uta)

Seingat Dya, hanya dua bait itu saja yang sempat terdengar di telinganya. Entahlah. Ia tidak terlalu paham pada lagunya.

Setelah membaca lirik itu, Dya kembali terhenyak. Ada perasaan aneh yang menyusup masuk dalam hatinya. Memberikan sensasi yang masih sulit untuk ia definisikan.

Pertanyaan-pertanyaan tanpa jawab segera menari dalam benaknya.

Apa Diaz mendengarkan itu padanya dengan maksud tertentu?
Kalau iya, apa maksudnya?
Kenapa tiba-tiba muncul desiran aneh dalam tubuhnya?

Kenapa dadanya sedikit sesak menerima tempaan denyut jantung yang menguat?
Kenapa pipinya memanas?

[END] Dopamin LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang