"Kejujuran seringkali menyakitkan. Tapi kebohongan lebih menyakitkan saat diketahui."
Anonim
❤️❤️❤️
"Sebenernya kamu mau ngomongin soal apa, Ga?" tanya Dya tidak sabar karena sejak tadi Ega hanya berputar-putar. Dari koridor gedung yang satu ke koridor gedung yang lain. Seperti orang linglung.
"Aku mau nanya soal Diaz," bisik Ega sembari menghentikan langkahnya di sisi ruang komputer yang sepi.
Dalam sekejap saja raut wajah gadis itu berubah dari kebingungan menjadi antusias.
"Kok nanya ke aku? Seharusnya aku yang nanya tentang Diaz ke kamu, Ga. Lagian, kita udah buat kesepakatan, kan? Kamu baru kasih satu informasi tentang dia ke aku." Dya berkata keheranan.
"Nah, itu dia. Aku baru dapet satu kabar mencengangkan tentang dia. Aku yakin kamu bakalan kaget denger berita ini. Ini berita eksklusif dan belum banyak yang tahu soal ini." Ega berkata layaknya penyiar gosip ternama di negeri ini. Salah satu sisi dari diri Ega yang baru Dya lihat.
"Kabar apa itu?"
Melihat gelagat Ega, entah kenapa perasaan Dya jadi tidak enak. Ia curiga kabar yang akan disampaikan Ega ini berkaitan dengan Diaz dan keluarganya.
Ega kembali celingukan ke sana kemari untuk memastikan tidak ada orang di sekitar sana. Informasi yang akan ia sampaikan ini begitu rahasia hingga rasanya dinding saja tidak boleh tahu. Lalu Ega mendekati Dya dan berbisik.
"Diaz itu sebenernya anak haram."
Mata Dya melebar. Ia bahkan sampai menahan napasnya karena terkejut. Ini benar-benar berita besar dan tidak boleh menyebar sembarangan.
Entah atas dasar apa, Dya merasa Ega tidak boleh menyebarkan kebenaran tentang Diaz itu ke pihak lain lagi. Ia harus membungkam Ega. Namun, bagaimana caranya?
"Kamu syok, kan?" tanya Ega begitu melihat reaksi Dya yang hanya melongo lalu terdiam.
"Iya. Dari mana kamu tahu berita besar begitu?"
"Dari sumber terpercaya," jawab Ega dengan senyum bangga.
"Kamu enggak takut kalau ternyata berita itu salah? Udah kamu cek kebenarannya?" Dya bertanya dengan wajah serius. Saking seriusnya seperti semua otot-ototnya ikut merasa tegang. Hati kecilnya berkata pokoknya berita ini tidak boleh menyebar. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Diaz ketika tahu kondisi keluarganya terbongkar dan menjadi konsumsi khalayak ramai.
"Kan aku bilang, sumberku terpercaya." Ega tersenyum meyakinkan.
"Selain aku, siapa lagi orang yang udah kamu kasih tahu?" cecar Dya tak sabar.
"Baru kamu. Begitu dapet kabar ini, aku langsung inget kamu. Inget simbiosis mutualisme kita."
Dya menghela napas sejenak. Ia harus berpikir ekstra keras untuk mencegah Ega menyebarkan berita ini lebih luas lagi tanpa gadis itu curiga kalau Dya sudah tahu sebelumnya.
"Tadi kamu sempet bilang, belum banyak yang tahu soal ini. Itu artinya ada beberapa orang yang tahu. Siapa mereka?"
"Mereka yang kasih info ke aku."
"Siapa mereka?"
Ega menatap Dya waspada. Seolah merasa heran kenapa Dya harus tahu dari mana berita itu berasal? Bukankah jika Dya memang menanti-nanti berita soal Diaz, tidak begitu penting dari mana berita itu berasal. Apa Dya sudah berubah pikiran? Ega jadi curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dopamin Love
Teen FictionAnindya Milena dan Ardiaz Miryando selalu bersaing untuk menyandang predikat siswa terbaik di sekolahnya. Persaingan seolah manjadi dopamin yang membuat mereka ketagihan karena bagi keduanya, juara itu hanya ada satu. Segala macam cara mereka lakuk...