Satu kata yang mewakili perasaan Alana saat ini, FINALLY!. Rasa bahagia tidak dapat Alana tahan sejak beberapa saat yang lalu ia menginjakkan kakinya di London City Airport.Gadis yang menempuh program studi psikologi di universitas terkenal Indonesia itu selalu menunggu hari ini tiba. Hari dimana ia bisa menghabiskan waktu libur semester 4 nya dinegara impiannya.
Alana menghentikan langkahnya dilobby bandara, matanya menatap sekitar mencari tempat duduk yang kosong untuk ia duduki. Setelah menemukan sederet kursi kosong, Alana dengan segera menuju kekursi tersebut.
Alana mengetikkan beberapa pesan untuk orang tuanya sekedar memberi kabar bahwa ia sudah landing di Inggris dengan selamat. Alana sendiri merupakan anak dari keluarga yang sederhana, ayahnya bekerja sebagai manajer umum disalah satu perusahaan besar dikotanya sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga.
Alana menyisikan uang sakunya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga saat ini ia gunakan untuk berlibur ke inggris. Meskipun orang tuanya juga memberikan uang saku yang tidak sedikit , Alana tetap bangga atas keberhasilannya memenuhi impiannya selama ini.
Beberapa saat kemudian Alana asik dengan headphone nya sembari menunggu taxi pesanannya tiba seorang pria dengan jaket jeans membalut tubuhnya duduk persis disebelah Alana. Alana sendiri tidak ambil pusing dan tetap fokus pada ponselnya.
Perhatiaannya teralihkan saat mendengar orang disampingnya menggerutu menggunakan kata kasar dengan ponsel yang menempel ditelingannya.
Meskipun pria disebelahnya berbicara menggunakan Bahasa Inggris tentu saja gadis itu paham betul apa yang pria tersebut bicarakan.
Dari kecil ia sangat suka mempelajari Bahasa asing, terutama Bahasa Inggris yang menjadi pelajaran dasar baginya memulai mempelajari bahasa lainnya.
"Shut the fuck up! Jika sampai malam ini kalian tidak dapat menemukanya , kalianlah yang akan mati"
(Shut the fuck up : diam!)
Gadis itu sungguh tak berniat menguping tetapi dia juga tidak bisa menahan telinganya untuk tidak mendengar percakapan pria disebelahnya .
Bagaimana tidak suara pria ini begitu keras dan meskipun diakhir pembicaraan lelaki itu memelankan suaranya tetapi Alana tetap bisa mendengarnya, untuk posisi nya yang tepat disebelah nya.
Pria itu mematikan ponsel ditangannya kemudian menoleh memfokuskan tatapannya pada Alana yang semula melihat kearahnya lalu membuang muka dan terdiam kaku disebelahnya.
Alana berdehem tanpa melihat ke pria disebelahnya yang ia ketahui dari ekor matanya bahwa pria tersebut memandangnya.
"Maaf, aku tidak berniat untuk menguping tetapi suara mu begitu keras dan menarik perhatianku. "
"Tatap lawan bicaramu, apakah kamu tau bahwa itu tidak sopan baby?"
"Ah ya? maaf" Alana tersenyum canggung mengiraukan rasa herannya.
Mata gadis itu bertabrakan dengan mata tajam berwarna biru dihadapannya. Alana meneguk ludahnya berusaha menetralkan ekspresinya agar tidak terlihat terimidasi oleh pria dihadapannya.
Bagaimana ia bisa santai saat pria itu hanya diam dan menatapnya tanpa berkata satu katapun
"Hai, kenalkan aku-" Ucapan Alana terhenti saat tubuh pria itu mendekat kearahnya dan berbisik.
"I know babygirl, because you're mine since that time." Suara berat nan dingin itu menyeruak masuk kedalam indera pendengaran Alana. Tanpa sempat Alana mengeluarkan suaranya, pria itu beranjak pergi setelah mengusap kepala gadis itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...