Part 18 -Affection

22.1K 831 10
                                    

-Note :

Jangan lupa follow akun @Itsawerose ya! Sebagai bentuk dukungan kalian kepadaku aku akan update secara rutin jika banyak yang tertarik dengan ceritaku xixi. Thank you!

Don't forget to vote and comment below.

.

.

.

Jack mencabut peluru yang tertancap diperutnya dengan tenang. Tidak ada ekspresi kesakitan yang nampak diwajah tampannya. Setelah ia meletakkan peluru itu pintu ruangannya terbuka dan masuklah seorang dokter yang jelas ia kenali.

Ya, Aaron.

"Yaampun Jack. Sudah kukatakan tunggu aku datang untuk mengobatimu. Jika kamu melakukannya sendiri tanpa alat medis dan obat yang memadai bisa jadi infeksi."

"Aku tidak suka menunggu." Jawab Jack acuh

Jack yang sebelumnya berdiri kemudian duduk disebuah sofa besar. Aaron kemudian mulai berkutat dengan luka-luka Jack.

"Sudah." Ucap Aaron sembari melepas sarung tangan medisnya.

"Thanks."

"Yeah, setelah ini belikan aku Lamborghini Aventador yang ku inginkan."

Jack mendengus malas, sepupunya ini memang sangat suka kesempatan dalam kesempitan. Tetapi meskipun begitu, Jack tetap mengangguk dan menyuruh Aaron mengatakannya pada Fabio agar Fabio yang memesannya.

"Terimakasih sodaraku!" jawab Aaron dan meledek Jack dengan mencoba mencium pipi pria itu.

Jack menendang perut Aaron membuat pria itu tersungkur dilantai.

"Shit! Dasar kaku tidak bisa bercanda sedikitpun." ucap Aaron sembari mengelus pantatnya dan berdiri.

"Menyingkirlah sebelum peluru ini yang akan menancap di kepalamu."

"Huh menyebalkan." Gerutu Aaron sembari keluar. Pria itu berpapasan dengan Fabio yang memang akan memasuki ruangan Jack.

Jack membuka ponselnya dan banyaknya notif dari ketua maid di mansionnya itu yang membuat Jack menyerngitkan dahi. Tanpa menunggu lagi Jack menelpon balik pada nomer itu dan tak berapa lama telepon itu tersambung.

"Selamat malam tuan" sapa Jessi disebrang sana. Perbedaan waktu Inggris dan Lebanon hanya 2 jam saja. Dimana di Inggris pukul 9 malam dan di Lebanon sudah pukul 11 malam.

"Apa terjadi sesuatu dengan gadisku?"

"M-maaf tuan, nona sedari pagi belum makan apapun. Ia hanya bergelung diatas kasur dan menangis sembari bergumam kata sakit, ampun dan orangtuanya."

Jack memasukkan tangannya ke saku celananya. Ini yang ia takutkan saat meninggalkan gadis itu. Alana sangat keras kepala jika tidak ia ancam. Jack juga yang biasanya mencoba menenangkan Alana agar gadis itu tidak berlarut-larut dalam sedihnya.

"Ok, kamu tunggu saja dia dikamarnya. Jika sesuatu terjadi kabari aku."

"Baik tuan."

Jack mematikan sambungan teleponnya, ia langsung menyuruh asistennya yang tak lain dan tak bukan adalah Fabio untuk mempersiapkan jet pribadinya.

"Dalam 30 menit kedepan siapkan jet. Aku harus kembali malam ini juga."

Fabio pun mengangguk patuh dan keluar dari ruangan Jack untuk meminta bagian jet untuk mempersiapkan penerbangan.

___________________

Jack sampai di mansion pada pukul 1 dini hari.

"Tuan, apa yang akan kita lakukan padanya?" Tanya Fabio yang berdiri disamping Jack.

Jack's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang