Sebuah penjamuan lumayan megah ditengah kota London yang kini didatangi oleh banyaknya pembisnis dari berbagai daerah bahkan negara. Jack bersama Alana menghadiri acara itu,dengan Jack bertuxedo hitam dan Alana yang memakai dress warna senada.
Melihat seorang Dixon hadir disana cukup menjadi pusat perhatian. Jack merangkul pinggang Alana posesif. Tak jarang pula pria itu menatap balik pria yang sedang menatap istrinya.
Ini adalah kali pertama Alana ikut menghadiri acara bisnis Jack. Dan Jack pun sebenarnya sangat jarang berbaur ke acara seperti ini, ia lebih sering diwakilkan oleh Fabio.
"Tuan Dixon! Lama tidak berjumpa." Seorang pria dengan tuxedo merah menyalanya menghampiri mereka. Matanya kemudian melirik Alana yang tampak sangat cantik dan Jack menyadari itu.
"Jaga matamu."
"Kamu masih begitu kaku Mr. Dixon. Oh halo nona cantik, perkenalkan saya Dedola."
Pria yang menyebutkan namanya Dedola itu kembali menatap Alana dan mengulurkan tangannya menunggu Alana menjabat tangan itu. Alana yang sebelumnya akan mengulurkan tanganpun terhenti kala suaminya dulu yang berjabat tangan dengan pria bernama Dedola itu.
"Lama tak jumpa Dedola." Ujar Jack kemudian melepas tautan tangan mereka.
"Suamimu sangat posesif nona." Dedola terkekeh geli kemudian datanglah tiga orang pria lainnya yang Alana tidak tau menghampiri mereka juga.
"Selamat datang Mr. And Mrs. Dixon" sapa salah satu dari mereka yang terlihat lebih tua dari Jack.
"Thanks" balas Alana dengan melampirkan senyum diwajahnya
"Kamu terlihat sangat menawan nona. Apa rahasia Mr. Dixon sampai bisa mendapat wanita secantik dirimu?"
"Tidak kah tuan melihat bahwa suami saya juga begitu tampannya? Aku yang terpana melihatnya dan kebetulan dia pun juga seperti itu." Jawaban Alana sukses membuat Jack mati-matian menahan senyum diwajahnya.
"Saya mengakuinya nona haha" jawab pria itu.
Pembahasan kemudian adalah masalah bisnis, Alana begitu tidak paham. Jack pun menyadari hal itu, kemudian pria itu meminta Alana untuk duduk terlebih dahulu dikursi yang tak jauh dari mereka agar ia tidak bosan dan kelelahan berdiri menunggu Jack.
"Aku akan menyusul."
Alana mengangguk, sebelum Alana beranjak Jack memberi kecupan singkat dipipi gadis itu membuat Alana sempat merona malu. Dasar, tidak tau tempat!, Gerutu Alana.
Alana duduk dengan anggun disebuah meja bundar dimana diputari oleh beberapa kursi melingkar. Ia duduk sendiri disana, melihat ada hidangan dimeja makan itu membuat Alana tergiur.
Belum sempat Alana menggapai roti diatas meja seseorang yang ia ingat sangat menyebalkan mendudukan dirinya dikursi sisi Alana. Seketika mood nya berubah, entahlah wajah wanita ini sangat menyebalkan.
"Bajumu bagus juga, suamimu pasti yang membelikannya. Kamu tidak cukup mampu untuk membelinya sendiri." Sarkas wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Margareth.
"Bukankah wajar suami membelikan istrinya pakaian? Yang tidak wajar itu saat ada wanita penggoda yang tiba-tiba menyosor kepada pria beristri."
"Kamu!" Margareth sempat terpancing oleh jawaban Alana, ia menahan diri untuk tetap tenang sedangkan kini Alana tampak duduk dan bersedekap dada melihat wanita pirang itu dengan tatapan meremehkannya. Ia tidak akan gentar sekalipun si pirang menghinanya.
"Ck, yang pasti aku sudah menyicipi suamimu." Jawaban Margareth memunculkan tawa kecil Alana. Jack sudah menceritakan akan hal itu selama perjalanan kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...