Part 22 - A Stalker

21.6K 805 5
                                    

Sudah menginjak satu bulan Alana diInggris, lebih tepatnya didalam sangkar tanpa pintu yang dibuat Jack untuk Alana. Hari demi hari Alana lalui disana mencoba sebisa mungkin mempertahankan dirinya dari tekanan mental.

Bagaimana tidak dikatakan tekanan mental? Saat Jack sering kali memerintahkan Alana melakukan sesuatu tanpa mau mendengar penolakan Alana, memaksakan kehendaknya pada gadis itu.

Seluruh pergerakan Alana juga Jack awasi dengan ketat bahkan untuk menginjakkan kakinya diluar kamar mereka harus ada persetujuan dari Jack dan pengawasan bodyguard yang senantiasa mengikuti Alana dengan jarak 10 meter dibelakangnya.

"Aku akan pergi ke Lebanon 3 hari, jangan nakal. Katakan apapun maumu pada Jessi ok? Jangan mencoba kabur."

Jack mengeratkan pelukannya pada tubuh Alana. Gadis itu diam tak menanggapi pelukan Jack. Entah mengapa hatinya merasa berat saat ini. Seharusnya ia senang bukan bahwa Jack akan pergi dan menghilang dari pandangannya walau hanya 3 hari?

Jack yang hanya mendapati Alana terdiam tidak seperti biasanya pun mengendurkan pelukannya dan menatap wajah Alana yang cemberut.

"Sayang? What's wrong?"

"Apa.. aku boleh ikut? Kenapa kamu selalu bisa pergi kemanapun yang kamu mau sedangkan aku disini sendirian dan tidak memiliki aktivitas apapun." ucap Alana terang-terangan.

Alana menatap wajah Jack yang tidak mengeluarkan ekspresi apapun saat ini, hal itu justru membuat Alana bingung. Apa Jack marah?, Pikir Alana.

"Jangan marah"

Jack menundukkan kepalanya dan menautkan bibir mereka beberapa saat.

"Kenapa kamu suka sekali menciumku? Bahkan hanya diam saat aku berbicara padamu." Ujar Alana kesal

"Kurasa kamu akhir akhir ini selalu ingin berdekatan denganku ya?" Tanya Jack sembari memicingkan matanya dan perlahan membawa Alana untuk duduk dipinggiran kasur bersebelahan dengan Jack.

"Tidak." Jawab Alana cepat membantah pernyataan Jack.

"Iya sayang, kurasakan begitu. Kamu tidak ingat empat hari lalu setelah aku pulang dari luar kota dan esok harinya kamu memintaku untuk tidak berangkat kerja hm? Apa kamu sekarang sudah mulai mencintaiku?"

"Tidak. Tidak akan. Hanya perasaanmu saja."

Jack tersenyum tipis tanpa Alana sadari. Meskipun Alana menyangkalnya, tetapi Jack sangat menyadari perubahan perilaku Alana padanya.

Mulai dari yang sebelumnya jika berpelukan harus dipaksa Jack akhir-akhir ini menjadi inisiatif gadis itu memeluk Jack. Menahan Jack untuk tidak kekantor beberapa kali dengan banyak alasan. Selalu menempel dengan pria itu bahkan beberapa kali saat Jack tidur ia merasa Alana mengusap dada bidangnya.

'is she pregnant?' batin Jack.

"Yasudah aku tidak ikut." Ujar Alana saat Jack tidak menanggapi ucapannya lagi dan hanya memandang Alana. Bahkan Jack mengusap perut Alana pelan.

'kenapa pria ini jadi sering kali melamun? Apa dia kesurupan?' batin Alana kemudian menghentikan usapan Jack diperutnya.

"Aku tidak bisa membawamu saat ini ana, kamu akhir akhir ini sedang tidak enak badan kan? Sering mual hingga muntah. Tunggu kamu sembuh aku akan membawamu jalan-jalan."

"Baiklah" ujar Alana lesu. Lagipula Jack benar, entah mengapa beberapa hari belakangan ini Alana seringkali mual dan pusing. Jika ia sakit mungkin akan mengganggu pekerjaan Jack juga kan? Pikir Alana

"See you soon baby"

Jack berdiri setelah mengecup pipi Alana, kemudian mengambil jas nya yang sebelumnya ia letakkan dipinggiran sofa. Saat pria itu membuka pintu kamar sebuah tangan melingkar diperutnya.

Jack's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang