"Pahami dan ingat baik baik, kamu adalah milikku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu kecuali kematianku lah yang mengantarmu ke gerbang kebebasan dariku."
.
.
"Ti-tidak, aku tidak ma-"
Dug!!
Alana terkesiap saat pria didepannya menonjok dinding tepat disebelah wajahnya,andaikan Alana bergeser sedikit saja mungkin sudah mengenai wajahnya.
"Hiks.. to tolong jangan begini.."
"Hmm?"
"Aku tidak mau, tolong jangan paksa aku. Biarkan aku pergi. Aku tidak mau bersamamu. aku tidak mengenalmu" ucap Alana dengan sekali tarikan nafas.
Jantungnya berdetak kencang seiring tangan itu mencengkram dagunya dan menaikkan pandangannya hingga menatap mata tajam Jack. Topeng pria itu sudah terlepas dan terlempar dengan asal, hingga menunjukkan wajah Jack yang nyata didepannya.
"Mau tidak mau, kau memang milikku Alana Vernatha. Kau milikku. Milik seorang Dixon. Aku tidak sedang memberimu pilihan."
"Paham?!"
"Please.. I won't " Alana menggeleng cepat dengan air mata yang terus mengalir dipipi tirusnya.
Dengan sekali sentakan tangan pria tersebut sudah melingkar dileher Alana membuat gadis itu kesulitan bernafas. Pria itu mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan
"Akan lebih sakit jika kau terus membantah gadis kecil. Ikuti perintahku atau aku akan melakukan hal yang tak pernah kau kira"
Alana terisak pelan,merasa bahwa dirinya saat ini benar benar sudah tidak aman. Bahkan untuk berbicara saja rasanya sangat sulit ia hanya bisa menganggukkan kepala pelan sebagai jawaban
"Good girl" sudut bibir Jack terangkat membentuk sebuah senyum miring yang dapat Alana lihat karena sebelumya pria itu melepas topeng yang menutupi wajahnya dan melemparnya asal
Alana jatuh terduduk sesaat setelah pria didepannya melepaskan cengkeraman pada lehernya. Gadis itu terbatuk dan berusaha mencari asupan udara sekitar yang sebelumnya telah pria itu renggut
Leher dan kepalanya terasa sakit,rasanya ia ingin segera menghilang dari sini. Psikopat gila, bagaimana bisa ia berbuat sekasar ini pada perempuan, pikir Alana kesal
Jack, pria misterius itu merendahkan badannya dan berjongkok didepan Alana. Memandang gadisnya yang tengah mengatur nafasnya. Wajah gadis itu memerah terlihat sangat menggemaskan baginya
Alana menangis dan terus menunduk, ia merasa sangat menyesal mengikuti rasa penasarannya, andai tadi ia mengacuhkan suara itu pasti ia tak akan berakhir disini sekarang
Jack menggenggam tangan Alana lembut, kontras sekali dengan perbuatan yang baru saja ia lakukan tetapi hal itu justru membuat Alana tegang tak kala pikirannya kembali pada hal-hal negatif.
"Berdiri" perintahnya yang diikuti Alana mau tidak mau. Gadis itu ia tarik mendekati korbannya yang tak lain adalah Allard.
Pria yang kemarin baru saja menghabiskan harinya dengan Alana, pria yang seharian ini Alana tunggu kabarnya. Duduk disebuah kursi dengan tangan terikat dan badan penuh memar disertai darah yang menetes pada beberapa bagian tubuhnya.
Tangan kanan nya patah dengan jari jari yang terlepas dari kulitnya. Sebuah belati menancap tepat dibola mata kiri Allard, sepertinya ia ingin berteriak marah tetapi pria psikopat ini menancapkan belatinya karena hilang kesabaran. Bahkan mulut Allard masih terbuka seperti sedang mengumpati Jack.
"Lihatlah pria lemah didepanmu gadis kecil, ia cepat sekali mati padahal aku masih ingin bermain main dengannya. Huft,benar benar membosankan. " ucap nya sembari tangannya secara perlahan melingkar pada perut rata Alana. Ia memeluk Alana dari belakang dan menopangkan dagunya pada bahu Alana. Nada yang lelaki itu keluarkan seperti sedang merajuk karena ketidakpuasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
Storie d'amoreBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...