"Bagaimana tawaranku Tuan Dixon?" ucap Chanyeol setelah menjelaskan maksud kedatangannya kesana.
"Diterima.."
Chanyeol tersenyum puas mendengar jawaban Jack, tetapi kemudian senyumnya memudar saat mendengar ucapan Jack selanjutnya.
"dengan syarat, lepas jabatan kementrianmu disana."
"Kenapa harus ada syarat itu?"
"Apakah kamu bodoh? Jika kamu masih menjabat sebagai menteri perdagangan disana maka kamu akan sering tersorot dan peluang besar orang akan tau." -ucapan menusuk Jack tidak membuat Chanyeol tersinggung, pria itu justru tersenyum mendengarnya.
"Benar juga." jawab Chanyeol.
Pria itu datang jauh dari Korea ke Inggris hanya ingin membujuk Jack untuk membuat cabang pabrik senjatanya dikorea dan meminta untuk dipegang langsung olehnya. Dengan menjelaskan cukup lama dan beberapa kali mendapat pertanyaan dari Jack akhirnya Jack menyetujuinya.
Lagipula itu justru menguntungkan Jack, pria itu bisa tanpa repot mengurus surat import palsu dan segala dokumen ribetnya. Chanyeol meminta hal itu karena ia sendiri tertarik dengan produk-produk senjata milik Jack yang selalu terbaru dan canggih. Pria itu ingin mendalaminya.
"Baik, aku akan mengundurkan diri dikementerian, sebagai jaminannya jadikan aku wakil CEO pabrik itu."
"Hm, atur saja."
Jack dan Chanyeol sebenarnya tidak sekaku itu hubungannya, mereka merupakan teman saat mereka masih kuliah di Harvard University.
Alasan Jack menyetujuinya juga sebagian karena pria itu merasa Chanyeol cukup kompeten dibidang persenjataan dan merupakan teman yang dahulu sering membantunya saat Jack membuka pabrik senjata pertama miliknya.
"Terimakasih temanku Dixon!"
"Berhenti memanggilku Dixon, tuan Park." jawab Jack malas.
"Ahahahaha baiklah Jack!"
"Apa kamu tau kamu sangat menggangguku hari ini?"
"Menganggu apa? Kata asistenmu hari ini kamu mengosongkan semua jadwalmu."
"Memang benar,karena kamu aku harus berada disini melihat wajah mengesalkanmu. Pembahasan seperti ini bisa saja melalui telepon."
"Tidak seru jika melalui telepon"
"Dengan mengancam akan menggagalkan import sore ini?" Chanyeol cengengesan menanggapi ucapan Jack.
"Seolah akan berkencan saja kamu sampai selesai ini aku membuatmu tidak jadi libur."
"Memang!" Balas Jack geram
Saat ini mereka tengah duduk disofa yang ada didalam ruangan Jack, hanya ada mereka berdua.
"Memang? Apakah benar? Gadis mana yang kamu kencani? Bukankah kamu masih menginginkan gadis Indonesia itu? Apa kamu sudah mendapat yang baru?"
Jack mendengus malas mendengar pertanyaan beruntun Chanyeol. Sebenarnya pria itu malas menjawab, tetapi Chanyeol tipikal orang yang akan terus mencecar jika belum puas dengan apa yang ia dengar.
"Yang kumaksud adalah dengannya."
Chanyeol terdiam sejenak mencoba mencerna ucapan Jack kemudian matanya menuju kearah pintu lain diruangan ini. Seolah mengerti arah pandang temannya, Jack kembali berbicara.
"Gadisku ada didalam, jangan coba untuk mengusiknya. Kalau sudah selesai silahkan pergi."
"Aku ingin menyapanya." Celetuk Chanyeol
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
Roman d'amourBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...