Alana terbangun dan menyadari bahwa kini ia kembali berada disebuah kamar yang sebelumnya ia tempati dimansion Jack. Gadis itu merintih pelan saat merasakan sakit diarea selangkangannya. Alana menutup wajahnya kembali dengan selimut tebal yang sebelumnya menutupi tubuhnya.
Gadis itu menangis terisak-isak, dadanya terasa sesak mengingat apa yang telah terjadi padanya semalam dikamar hotel itu. Setelah beberapa saat Alana yang mengenakan piyama pendek itu mencoba bangkit.
"Akh sakit." Rintih Alana saat bagian intimnya terasa sangat perih. Gadis itu terjatuh saat mencoba berjalan, karena memang badannya juga terasa pegal-pegal dan lemas.
Gadis itu juga menyadari bahwa kini kakinya terikat oleh sebuah rantai yang kira-kira panjangnya hanya 3 meter. Alana memegang pergelangan kaki kanannya mencoba melepas rantai itu dengan keras meskipun ia tau hasilnya akan sia sia.
"Mama hiks mama.." tangis gadis itu pecah, Alana menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia menangis dengan posisi terduduk dilantai dan bersandar pada ranjang.
Grep.
Seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Jack memeluk Alana dengan tiba-tiba. Entah dari mana datangnya pria itu karena Alana sendiri tidak melihat adanya Jack dikamar itu tadi. Atau mungkin dari luar hanya Alana yang tidak menyadari seseorang masuk.
Alana menangis dengan keras didalam pelukan Jack.
"Sshh, don't cry.." ucap Jack mencoba selembut mungkin dan mengusap punggung Alana yang bergetar.
"Jahat! Kamu jahat sekali! PEMERKOSA GILA!" Alana memukul dada bidang Jack dan mencoba melepas pelukannya. Jack kemudian melepasnya dan membantu Alana untuk naik keatas kasur meski dengan pemberontakan gadis itu.
"KAMU PEMBUNUH! PSIKOPAT! LEPASKAN AKU!"
"DIAM!" bentak Jack saat Alana semakin melantur ucapannya.
Alana terdiam seketika mendengar bentakan Jack. Jujur saja, gadis itu masih takut jika mungkin Jack akan melakukan hal yang buruk lagi padanya. Badan Alana bergetar, ia mencoba mundur menjauhi Jack.
"Jaga ucapanmu ana, aku bukan orang yang sesabar itu." ucap Jack dengan suara beratnya, tatapannya tak lepas sedikitpun dari Alana.
Wajah Alana terlihat pucat dengan pipi yang basah karena air matanya. Jack menidurkan dirinya diatas ranjang, pria itu menepuk lengannya sendiri seolah menyuruh Alana untuk meletakkan kepalanya disana.
"Kemari atau aku akan memperkosamu lagi."
"Jangan.. jangan kumohon ampun."
Jack yang melihat respon Alana hanya menangis dan menggelengkan kepalanya dengan tubuh bergetar mencoba melembutkan hatinya, ia mendekati Alana dan menariknya kedalam pelukannya.
Alana tidak memberontak, tetapi terus menangis hingga sesegukan. Jack mengusap rambut Alana terus menerus dengan lembut, mencoba menenangkan gadisnya dengan pelukan dan usapannya.
"I'm here baby..sshh, no one will hurt you."
Alana semakin tenggelam dalam dada bidang Jack, meluapkan tangisannya disana. Alana sendiri bingung, bagaimana bisa seseorang yang menyebabkan ia menangis sehebat ini tetapi ia juga yang menenangkan Alana seolah ia adalah pelindungnya.
"Aku ingin mama hiks.. papah aku mau pulang hiks.. tolong..kumohon..biarkan aku pulang kumohon.." rengekan pelan Alana yang terdengar pelan itu membuat Jack sedikit melemah, gadisnya terdengar sangat putus asa. Tetapi Jack tidak akan membiarkan Alana pergi selangkah pun darinya.
"Rumahmu sekarang disini sayang. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku lagi. Tidak akan babygirl." Jawab Jack mencoba memberi penegasan pada Alana. Seolah pria itu tak perduli pada kesedihan Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
عاطفيةBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...