Sinar matahari pagi berhasil membangunkan seorang Alana Vernatha yang biasa dipanggil Alana atau ana. Netra nya berusaha untuk beradaptasi dengan cahaya yang ada. Setelah beberapa saat gadis itu bangkit dan mengambil ponsel miliknya yang sedang diisi daya.
-ALANA POV-
'Wait wait?'
'Semalam apakah aku sempat mencharge ponselku? Bukankah aku tertidur saat bermain ponsel? Ah mungkin aku tanpa sadar terbangun dan mencharging nya'
'Lebih baik aku mandi dan bersiap sebelum Allard menjemputku'
-ALANA POV END-
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Alana yang hanya terbalut bathrobe dan handuk yang membungkus rambutnya diatas kepala berjalan menuju meja rias dimana ia akan menggunakan skincare rutinnya dan berdandan seperti biasa.
Dahinya mengernyit heran melihat banyaknya tanda merah disekitar leher bahkan dada atasnya.
'apa ini?' batinnya bingung
Alana menggelengkan kepalanya berusaha berpositive thinking saat pikiran buruk mulai menguasai pikirannya. Sebagai bentuk pertahanan dirinya gadis itu memilih untuk meyakini bahwa mungkin ada 'serangga' seperti nyamuk yang mengigitnya hingga tubuhnya memerah seperti itu.
'sudahlah tidak usah dipikirkan, pasti hanya nyamuk saja'
Bunyi dering ponsel Alana mengalihkannya dari cermin, gadis itu segera mengambil dan mengangkat telfon yang masuk
-ALLARD-
"Morning Alana"
"Hey Allard, Good morning. What's up?"
"Maaf sekali aku sepertinya akan terlambat menjemputmu, mobilku mendadak mati saat aku hampir tiba di hotel. Aku harus memperbaikinya, tunggu sebentar ya?"
"Ooh iya, tidak apa-apa aku tunggu. Santai saja Allard, perbaiki dulu mobilmu"
"Ok Alana, see you soon"
"Yeah okay, see you"
.
.
Detik demi detik berlalu, Alana yang seharian ini stay dihotelnya menunggu Allard pun mulai kesal. Bagaimana bisa setelah telpon pagi tadi hingga pukul 8 malam ponsel Allard sama sekali tidak aktif.
"Setidaknya kalau tidak jadi beri kabar, bukan menghilang seperti ini!" Gerutu Alana sembari memandang roomchat nya dengan Allard yang ceklis satu
Alana yang niatnya mau pergi seorang diri pun jadi tidak bisa karena takut takut saat ia keluar Allard justru sampai dihotelnya.
"Sudahlah, aku ingin membeli camilan saja. Bukankah didekat sini ada toserba yang lumayan besar?" ucapnya sendiri sembari mengingat
Alanapun bangkit, memakai blazzer abunya yang cukup tebal karena cuaca malam ini cukup dingin. Sesaat sebelum ia meninggalkan kamar hotel, ia sempat mengecek notifikasi ponselnya siapa tau Allard sudah aktif, tetapi nihil tidak ada satupun pesan masuk dari pria itu.
Alana memasukan ponsel nya ke saku blazzernya. Gadis itu tidak membawa tas. Dompet dan ponselnya ia taruh dikantong sakunya.
Menyusuri dinginnya malam dipinggiran kota London. Suasananya begitu tenang meski banyak kendaraan berlalu lalang disisi jalan. Alana memasuki toserba dan mulai belanja.
Selesai membayar, Alana berjalan membawa kantong belanjaannya yang berisi berbagai macam snack seperti coklat, permen, makanan ringan dan minuman bersoda yang sengaja gadis itu beli untuk stock dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...