Alana terseret, tubuhnya kotor karena tanah dan wajah yang penuh luka itu mendongak seolah menghindari gesekan tanah dibawahnya. Ia memohon untuk siapapun yang mengendarai motor itu untuk berhenti tetapi tidak ada sahutan.
Disisi lain,
•
•
"Kumohon, jangan lukai aku lagi hiks.. anakku.. anakku bisa saja terluka."
Alana bersimpuh dan menyeret tubuhnya dengan terseok seok mendekat kearah Adrian yang kini menatapnya remeh. Wajah Alana penuh luka dan tubuh yang cukup banyak meneteskan darah.
Rasa perih diseluruh tubuhnya ia tahan demi mencapai Adrian. Tangannya melingkar dikaki Adrian memohon kepada pria itu untuk berhenti menyakitinya. Ia merasa sudah sangat tidak sanggup jika Adrian melayangkan tinju nya lagi pada perutnya. Rasanya sangat sakit dan membuat perutnya keram.
Setelah membuat Alana terseret beberapa kali putaran ditanah kosong itu, Adrian membawa Alana masuk kedalam halaman rumahnya dimana tepat dilorong itu istrinya tertusuk pisau disanalah Alana kini ia siksa.
Bahkan sebelum sampai dinegara ini, Adrian sudah menyiksa Alana selama perjalanan. Menyayat lengan dan bagian tubuh lainnya, menampar bahkan menginjak kaki Alana saat ia mencoba lari.
Beberapa kali Adrian meninju perut Alana berharap janin Alana mati tanpa menghiraukan rintihan dan teriakan gadis itu. Ia seolah tuli, tetapi saat bisikan lembut melewati telinganya Adrian menghentikan aksinya membiarkan Alana tersungkur dilantai dengan memeluk perutnya sendiri.
"Sayang?! Kamu disini?.. lihat sayang aku membalaskan dendammu. Aku akan membunuh wanita ini, istri dari pembunuh itu!"
Adrian seolah berbicara dengan angin kosong. Pria itu melihat kesana kemari seolah mencari keberadaan orang tersayangnya. Tadi ia mendengar dengan jelas bisikan 'hentikan', suaranya sangat familiar dan persis seperti istrinya.
Bawahan Adrian yang melihat Adrian lengah pun mencoba mengembalikan kesadaran bosnya itu dengan menepuk pundaknya.
"Tuan, segera habisi saja. Jika tidak sekarang mungkin tidak akan ada kesempatan lagi."
Adrian menoleh dengan wajah memerahnya.
"DIAM! ada istriku disini. Dia menyuruhku berhenti!"
Kemudian teman dekat Adrian yang ikut membantu aksinya ini ikut mendekatkan diri pada Adrian.
"Ingat, istrimu sudah mati. Dan yang membuatnya pergi darimu adalah suami jalang ini. Jangan lengah!"
Setelah mendengar ucapan Alex Adrian menunduk, matanya menatap dengan penuh benci Alana yang terlihat sangat menyedihkan itu. Alana menggeleng dan terus memohon untuk Adrian tidak melukainya lagi.
Sedetik kemudian, gadis itu tersungkur diatas lantai setelah Adrian menendang tubuhnya keras. Alana sudah merasa tidak berdaya, gadis itu terdiam diposisinya yang kini kembali memeluk perutnya sendiri saat ia merasa sangat sakit didalam sana.
Alana menggigit bibir bawahnya keras hingga mengeluarkan darah, ia tak ingin berteriak atau merintih kesakitan lagi. Jika ia melakukan itu pasti Adrian akan semakin bengis melukainya.
"Aku tidak akan melukaimu jika kamu tidak luluh kepada bajingan itu." Adrian menumpu kakinya dan menarik rambut Alana kasar untuk menghadapnya.
"Sayangnya, saat aku mengintai kalian justru kamu mengungkapkan perasaanmu padanya huh? Kamu sama saja dengan dia! Demi istriku aku melakukan ini semua!"
Adrian berteriak dengan tangannya kini melingkar dileher Alana dan mencekiknya tanpa belas kasihan. Alana untuk memberontak pun sudah tidak sanggup. Nafasnya tersenggal seolah sudah tidak ada udara yang dapat ia hirup lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
Roman d'amourBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...