"Adrian adalah keponakan dari Arthur. Mereka sengaja memata-matai kita untuk mendapat informasi jenis persenjataan yang memang hanya diproduksi untuk kita dan membocorkan mengenai rencana -rencana kita...
dan ada satu informasi tambahan, saat kami menyerang markas Adrian kami menemukan surat diatas mejanya. Ini suratnya"
Fabio menyerahkan sebuah kertas putih dimana diatasnya terdapat tulisan dengan tinta merah yang Adrian tulis.
Jack menerimanya dan mulai membacanya. Raut wajah pria itu terlihat tenang, tetapi sorot matanya terpancar kemarahan. Kemudian Jack meremas surat itu dan melemparnya sembarang.
"what a jerk. Kill Adrian and all of his people then!"
Tangan pria itu menggenggam gelas sampanyenya hingga pecah. Tak akan ia biarkan siapapun menyentuh gadisnya. Ia harus bertindak lebih cepat dari rencana.
"Baik tuan, bagaimana dengan Adrian?"
"Markas keduanya ada di Italia bukan? Serang markas itu,terutama Adrian, bawa semua orang-orang kita yang ada di Italia. Sebelum itu, kirimkan persenjataan terbaru kita ke italia"
"Baik tuan, saya akan segera menyiapkannya. Izin bertindak"
Saat Fabio akan keluar dari sana, pria yang dipanggil tuan itu memanggilnya yang membuat Fabio kembali.
"Ada apa tuan Dixon? Apa ada yang kurang?"
"Kirimkan berkas-berkas ke Mansion, aku akan menyelesaikannya disana. Aku tidak bisa meninggalkan gadisku selama ini."
"Baik tuan, saya akan membawa berkas yang harus tuan tanda tangani kesana."
Jack mengangguk kemudian tangannya seolah menyuruh Fabio untuk keluar. Pria itu mengusap wajahnya kasar. Bagaimana ia bisa tenang jika salah satu musuhnya kini menggunakan Alana sebagai spot balas dendam.
Meskipun ia yakin Alana aman dimansionnya, tetapi ia tak bisa percaya dengan siapapun jika itu menyangkut Alana. Entah bagaimana bisa gadis itu membuat hatinya sekhawatir ini dengannya.
_______________________________
Disisi lain,
Sejak membuka matanya pada pagi hari Alana hanya berdiam diri dikamar itu. Perutnya terasa perih dan mood nya juga sangat tidak bagus. Ia tak tau harus melakukan apa disana.
Pikirannya berkecamuk, kejadian yang menimpanya membuatnya trauma. Bahkan sampai memasuki alam bawah sadarnya. Dari kemarin yang ia lihat hanya darah, darah dan darah. Dosa apa yang gadis itu lakukan hingga harus memiliki takdir seperti ini?
Alana POV
'bagaimana bisa Jack mengenalku? Bukankah aku tidak pernah bertemu dengannya.. bahkan namaku saja aku samarkan dengan id "awerose" di aplikasi luar negeri itu.' batin Alana.
Gadis yang baru saja menghabiskan makan siangnya itu terlihat melamun, ia duduk bersandar diatas ranjang kingsize dikamar yang pertama kali ia tempati.
'Apa Jack memata-mataiku sejak aku datang ke Inggris? Tapi.. kenapa bisa ia mengenaliku!?' batin Alana frustasi, sangat bingung dengan hal diluar dugaannya ini.
'dan Allard... Kematiannya karenaku bukan?'
Alana menekuk lututnya dan memeluknya dengan kepala yang ia tumpukan diatas tangan yang melingkar diatas lutut. Alana menangis kembali. Gadis itu tidak dapat mengontrol rasa sedih dan frustasinya sendiri saat ini.
'Jack gila.' runtuk gadis itu
Tanpa sadar pintu kamar terbuka, menampakkan Jack dengan kemeja putihnya dan memegang jas hitam ditangannya. Meskipun suara ketukan sepatu Jack menggema gadis itu tetap sibuk dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...