"Alana! Oh please our cutie nephew.." Ucap seorang gadis dengan semangatnya memasuki kamar rawat Alana. Dia begitu senang mendapat kabar bahagia ini, suaranya seketika memelan kala ia masuk dan menyadari sosok kecil yang kini tengah Alana beri asi langsung.
(Alana! Oh yaampun keponakan lucu kita)
Alana menoleh ke sumber suara, ekspresi terkejut yang kemudian berubah menjadi senang terlihat dari wajahnya. Nadya datang bersama Atalia yang benar-benar diluar dugaannya.
"Kalian bagaimana bisa datang kemari?" Tanya Alana heran, ia sendiri baru saja mendapat pesan dari Puspita bahwa mereka kini sedang ada ujian.
"Kejutan hehe." Ujar Atalia kemudian masuk kedalam bersama Nadya.
"Dimana Puspita?" Tanya Alana mencari temannya yang terlihat kurang personil.
"Dia tidak bisa terbang kemari karena orang tuanya sedang sakit. Jadi hanya kita berdua deh." Jawab Atalia lagi.
Mereka tau Alana melakukan persalinan karena Fabio yang mengabari Nadya. Mendengar berita itu Nadya dengan segera memberitahu Puspita dan Atalia melalui personal chat. Ia tidak heboh digrup khusus mereka berempat karena ia sendiri ingin memberikan kejutan pada Alana.
"Yaampun.. siapa yang sakit? Om Hendri atau Tante Wina?" Tanya Alana yang memang ia sendiri kenal orang tua Puspita.
"Tante Wina, katanya GERD nya kambuh."
"Kasihan sekali, semoga cepat sembuh. Dan.. tunggu.. Puspita tiba-tiba mengirim pesan digrup kita bahwa kalian sedang ujian. Itu rencana kalian juga?" Tanya Alana
Nadya mengangguk kemudian matanya terfokus pada bayi mungil dalam pelukan sahabatnya. Sebenarnya sejak mereka memasuki ruangan Alana. Hati mereka terasa campur aduk. Bagaimana tidak, temannya yang sejak SMA selalu bersama mereka kini sudah memiliki seorang anak yang terlihat begitu menggemaskan.
"Alana, apakah sakit melahirkan bayi lucu ini?" Tanya Atalia. Matanya begitu terfokus pada bayi itu. Hidungnya yang mancung dengan kulit putih bersih dan bulu mata yang lentik.
"Sakit.. sakit yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya." Jawab Alana membuat teman-temannya merasa ngilu sendiri membayangkan bahwa mereka yang melahirkan dan bagian bawahnya yang mungkin sobek karena harus mengeluarkan manusia mungil seperti ini.
"Namun, sakit yang kurasakan seakan menghilang saat mendengarnya menangis untuk pertama kali. Ditambah suamiku yang senantiasa menemani dan menguatkanku." Lanjut Alana dengan senyumnya. Ia mengusap pipi Vinnie dengan sayang.
"Kamu hebat. Kamu akan menjadi ibu yang hebat ana." Ujar Nadya dengan tatapan terbarunya. Sedangkan Atalia ikut mengangguk seolah menyetujui ucapan Nadya.
"Tentu, aku akan berusaha untuk itu." Jawab Alana yakin.
"Kalian mau menggendongnya?" Tanya Alana kemudian yang langsung mendapat gelengan kepala dari kedua sahabatnya. Mereka bahkan tidak berani menyentuh makhluk mungil itu karena takut ia akan menangis, bagaimana bisa mereka menggendongnya mereka juga tidak berpengalaman.
"Aku akan menemanimu saja disini. Oh iya siapa nama keponakan kita ini?" Tanya Nadya
"Vinnie Ozias Dixon. Panggil saja Vin ataupun Vinnie juga tidak apa-apa. Terserah kalian saja."
"Namanya sangat keren. Semoga harapan apapun yang kalian selipkan didalamnya dapat terwujud."
"Aamiin." Ujar Alana dan Nadya mendengar penuturan Atalia.
Tak berselang lama, Jack masuk membawa beberapa paperbag ditangannya. Matanya terfokus pada dua gadis lainnya yang notabenya adalah sahabat istrinya.
'ternyata sudah sampai.' batinnya tak heran. Karena ia juga yang merencanakan keberangkatan Nadya dan Atalia karena ia ingin Alana benar-benar merasa bahagia dihari hari yang begitu spesial ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...