"Nona, tolong segera dihabiskan kalau tidak tuan akan marah" ujar seorang kepala pelayan yang sudah bertahun-tahun mengabdi dimansion megah Jack.
"Lepaskan dulu borgol ini Jessi! Aku tidak akan memakan apapun sebelum kamu melepaskan ini!"
"Tetapi..."
"Aku janji, jika kamu melepaskan ini aku akan menghabiskan sarapanku. Aku tidak akan pergi kemana-mana"
Jessi dengan ragu akhirnya mengambil kunci cadangan borgol yang sebelumnya Jack berikan kepadanya. Wanita yang berusia setengah abad itu melepas borgol Alana.
Alana menahan senyumnya untuk tidak terlihat oleh Jessi.
"Nah gitu, aku akan makan dengan nyaman jika begini. Tuan mu itu begitu gila sampai memborgol tanganku."
"Nona makan juga vitaminnya agar lebih fit" dengan perhatian dan tanpa menghiraukan ucapan Alana sebelumnya Jessi berkata.
"Okay!" Jawab Alana semangat.
'tentu harus ku makan, karena aku butuh energi yang besar agar bisa kabur dari sini' batin Alana
"Oh iya Jessi, sebesar apa rumah ini?" Tanya Alana setelah meminum air putih sebagai penutup sarapannya.
"Sangat besar dan luas nona. Nanti saat tuan Jack pulang nona bisa meminta untuk berkeliling rumah ini"
'apakah akan sulit kabur dari sini?' Alana yang sedikit pesimis berusaha untuk kembali optimis
"Baiklah Jessi, terimakasih makanannya."
"My pleasure nona, saya akan keluar. Jika nona perlu sesuatu panggil saja saya."
(My pleasure : dengan senang hati)
"Okay, thanks."
Setelah Jessi keluar, Alana dengan gesit bangkit dari kasur. Gadis itu sibuk menggeledah kamar besar yang semalaman ia tempati. Ada dua pintu selain akses keluar masuk kamar didalam sana. Pintu kamar mandi dan walk in closet. Didalam walk in closet Alana membuka lemari besar hingga kemudian menemukan tumpukan sprei.
"Aku bisa menggunakan ini untuk turun melalui balkon" ujar Alana.
Kenapa Alana tau bahwa kamar ini berada dilantai atas? Karena saat Jack sedang mandi Alana sempat mengecek pintu balkon dan menyadari bahwa kamar ini terletak dilantai tiga.
Kemudian gadis itu mulai mengikat ujung dan ujung sprei menjadi panjang dan kemudian mengikatkannya pada tralis pagar balkon kamar itu.
Sebelum benar-benar melakukan aksinya, gadis itu menarik nafasnya dalam agar tidak merasa takut.
"Ayo Alana semangat!" Gumamnya meyakinkan dirinya. Kemudian gadis itu mulai berusaha turun dengan berpegangan pada kain panjang itu.
Secara perlahan ia turun dengan meyakinkan diri. Matanya melihat keatas dimana kaitan kain itu terikat dipagar balkon, kemudian gadis itu melotot kaget saat kain itu dengan perlahan terlepas.
"Aaaaa"
Tidak, gadis itu tidak merasakan tubuhnya terhempas di tanah dan sakit yang mungkin akan ia terima. Matanya secara perlahan terbuka setelah sadar bahwa ada tangan yang menahannya untuk tidak terjatuh ke tanah.
"J Jack..."
Jack menatap tajam Alana dengan tidak berbicara sepatah katapun. Rahangnya mengeras dengan posisi bridal style Jack memasuki mansionnya.
Alana hanya diam ia tertangkap basah seperti ini apa yang akan Jack lakukan setelah ini? pikirnya khawatir
"Loh nona? bukannya-" Jessi yang sedang melintas pun terkejut saat melihat Jack tengah menggendong Alana secara bridal style dengan kemarahan yang terpancar dari wajah tuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...