Part 40 -Mad

15.6K 487 4
                                    

Vote dan Komentar kalian menentukan ending cerita ini😉 Semakin banyak silent readers semakin mendekati sad end.

.
.
Jack mengambil dengan cepat dan membuka pintu kamar itu. Tubuh Jack melemas, deru nafas nya terdengar berat dengan keringat dingin yang mulai membasahi tubuhnya. Begitupula Jonathan dan Jessi yang terlihat terkejut melihat pemandangan kamar Jack.

"Tidak sayang.. jangan.." gumam Jack dengan suara parau

.

.

.

Kamar yang terlihat berantakan dengan bercak darah diatas sprei putih menjadi pemandangan pertama yang mereka lihat saat pintu terbuka. Atensi Jack langsung menemukan sebuah tulisan dicermin berwarna merah.

Pria itu langsung berlari menuju pintu balkon yang terbuka, tatapan tajamnya menyusuri halaman belakang mansion dimana bodyguard yang berjaga dibawah terlihat terkapar tanpa Jack tau penyebabnya.

"Anakku dalam bahaya! Kita harus mencarinya!" Ujar Jonathan panik, ia juga membaca tulisan merah dikaca itu.

'Datanglah tepat waktu jika tidak mau istri kesayanganmu mati.'

'Damn it! I'll kill you Adrian!' batin Jack dengan geram dan rasa khawatir yang tinggi.

Tanpa menjawab ucapan Jonathan pria itu meloncat dan mendarat dengan sempurna dari balkon lantai tiga kamar mereka. Jonathan sendiri tidak menyangka akan hal itu.

Jack berlari mencoba menggunakan instingnya mengikuti tetesan darah yang mungkin menetes dari tubuh Alana tetapi jejak itu hilang dan hanya sampai kolam renang saja. Beberapa bodyguard yang berlarian baru saja akan ke halaman belakang pun terkejut melihat banyak rekannya yang sudah mati.

"BRENGSEK! KALIAN CARI ISTRIKU SECEPATNYA! JIKA SAMPAI FAJAR TIBA DAN KALIAN TIDAK MENEMUKANNYA, AKU AKAN MENGHABISI KALIAN!" Bentak Jack yang juga geram melihat pada bodyguard yang terlihat tidak mengerti situasi.

Mereka yang mendengar perkataan Jack pun langsung mengatakan "siap" secara serentak dan berbicara di HT dimana semua bodyguard memilikinya. Mereka langsung membagi kelompok untuk mengepung semua akses di manison dan jalur keluar hutan ini.

Jack mengepalkan tangannya hingga kuku jarinya memutih. Perasaannya tidak dapat membohonginya, rasa khawatir dan takut dalam waktu bersamaan. Ia tidak akan memaafkan dirinya jika sampai gadisnya terluka.

"Sial brengsek kau bodoh Jack!" Geramnya pada dirinya sendiri, ia menyesal mengapa ia harus meninggalkan istrinya sendiri dikamar dan tidak menemaninya.

Jack mengambil ponsel dan langsung menelpon Watson begitu mengingat bahwa cip yang pria itu ciptakan sudah pernah ia masukan ke tubuh Alana. Lebih tepatnya didalam lengan kanan gadisnya itu tepat dua Minggu yang lalu.

"Lacak cip dengan kode xxx, segera beritahu aku jika sudah ditemukan! Cepat! Gadisku hilang."

"Siap tuan, Fabio sudah mengatakannya padaku. Saat ini saya sedang mencoba untuk melacaknya."

Jack mematikan ponselnya dan berjalan cepat untuk ke luar mansionnya, ia sendiri tidak bisa tinggal diam saat ini. Ia juga harus mencari gadisnya.

Sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapan Jack, Fabio turun dari sana dan langsung membukakan pintu belakang untuk Jack. Tetapi Jack justru langsung masuk ke kursi kemudi membuat Fabio yang mengerti langsung duduk disamping kemudi Jack.

"Tuan, ada yang meretas sistem keamanan kita jadi hal yang mencurigakan tidak terlihat di cctv. Cctv justru memperlihatkan seolah tidak terjadi apa-apa. Tim cyber kita sedang menyelidiki nya, tuan Watson juga langsung mengecek lokasi nyonya sesuai cips kemudian Penjagaan diujung jalan akses sudah ditutup. Jadi perkiraan-"

Jack's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang