WARNING!
PENUH DENGAN ADEGAN KEKERASAN, JIKA TIDAK SUKA JANGAN DIBACA. TUNGGU NEXT CHAPTER YANG AKAN DIPOSTING BESOK. TERIMAKASIH.
.
.
.
Jack memperhatikan dengan seksama ekspresi Alana setelah anak panah itu berhasil membunuh Adrian. Alana terlihat tidak menunjukkan ekspresi apapun tangannya pun masih terkepal dengan erat pada busur panah dengan bentuk dan ukuran yang cantik.
"Dimana biadap Alex itu?"
"Aku akan membawamu kepadanya. Tetapi untuk dia, kita lakukan bersama." ujar Jack kemudian berdiri dengan tegak setelah sebelumnya bersandar pada pintu jeruji besi itu. Kemudian tangannya merangkul pinggang Alana dan membawa gadis itu keluar dari tempat Adrian ditahan sebelumnya.
Jack membawa Alana menuju sebuah hamparan luas seperti lapangan tetapi bukan, itu adalah kandang singa peliharaan Jack, Xans.
Alana hampir berteriak kala saat pintu terbuka singa itu berlari dan mendekat kearah mereka, ia dengan panik membalik badan dan bersiap lari dengan menggenggam tangan Jack tetapi kemudian langkahnya justru terhenti kala Jack menarik Alana dan memeluk gadis itu dari belakang.
"Jack! Aaak!"
Alana menutup matanya kala singa yang ia lihat itu sudah sangat dekat dengannya. Matanya kemudian mengintip seolah melihat apa yang terjadi, takut-takut justru suaminya yang singa itu santap. Namun apa yang ia lihat kemudian membuat gadis itu sedikit terheran.
Singa besar dan gagah itu justru terduduk didekat kaki nya dan kaki Jack. Hal itu membuat Alana kemudian berbicara lirih kepada Jack.
"Kenapa dia tidak menyerang kita?"
"Karena dia tau siapa pemiliknya sayang." Bisik Jack
Kemudian Jack melepas pelukan Alana, ia mengajak Alana untuk berjongkok tetapi gadis itu menolak dengan mentah-mentah. Ia kini melihat bagaimana suaminya berjongkok kemudian mengusap kepala singa itu. Alana berlindung dibalik tubuh Jack dan memegang baju Jack.
"Namanya Xans. Dia sudah ku rawat dan ku latih sejak ia masih sangat kecil. Ia tidak akan melukai ku begitupula kamu asal ada aku disisi mu. Aku memelihara nya untuk bersenang senang saja tetapi tujuan lainnya adalah untuk memberikan hukuman yang sangat berat untuk siapapun dengan kesalahan fatal mereka." Ujar Jack panjang lebar
"Nama yang bagus. Tetapi aku tetap takut Jack."
"Tidak apa-apa sayang, aku mengerti. Ini pertama kalinya untukmu kan?"
"He'em" Alana mengangguk tanpa Jack melihat pria itu tau.
Jack berdiri dan kemudian menggandeng tangan Alana, saat pria itu akan melangkah Alana menahannya. Dengan mata penuh memelas Jack yang paham pun kemudian menggendong Alana bridal style.
"Ku kira kamu sudah menjadi begitu menyeramkan hari ini, tetapi melihat singa saja langsung mengeluarkan wajah memelas seperti ini." Ujar Jack diakhiri dengan tawa kecilnya.
"Itu beda kondisi tau? Ish menyebalkan."
"Maaf sayang ahaha"
Jack berjalan ke tengah lapangan dengan Xans yang berjalan dengan gagah dibelakangnya mengikuti Jack. Langkahnya terhenti saat ia kini berhadapan dengan tiang yang cukup tinggi.
Tak lama, datanglah Goerge dengan menyeret tubuh Alex yang sudah sangat lemas akibat selalu tersetrum. Setrum membuat tubuhnya terasa panas dan berakhir mati rasa. Wajah penuh lebam menghiasi pria itu.
"Tuan"
Sapa Goerge kala ia kini mulai mengikat tubuh Alex ditiang hitam itu. Tangan Alex terikat kebelakang, lehernya pun terikat yang membuatnya tak bisa banyak menggerakkan kepalanya saking kuatnya ikatan dilehernya.
Alana yang semula merasa takut begitu melihat wajah itu, wajah yang tertawa dan terus memanasi Adrian untuk melanjutkan aksi menyiksanya membuat hati Alana mendidih kembali. Kobaran dendam mulai mengerubungi hatinya kembali.
"Cih, gadis.. itu? ku uhukk kira.. kamu mati." Ujar Alex tanpa sadar kondisinya yang bisa kapan saja berada dalam bahaya.
Jack terkejut kala Alana melompat dari gendongannya, untung saja Alana tidak jatuh dan berdiri dengan tegap diatas tanah itu sekarang. Alana mengepalkan tangannya dengan kencang, Jack melihat hal itu.
Kemudian Jack menggenggam tangan Alana, ia tak ingin tangan gadis itu terluka akibat kukunya sendiri yang mungkin menancap ditelapak tangan Alana.
"Kamu pria paling biadap." Ujar Alana dengan nada yang begitu dingin dan wajah penuh amarah.
Ingatannya terus berputar bagaimana kata-kata Alex membuat Adrian terus tersulut emosi dan melanjutkan siksaannya pada dirinya. Entah apa salahnya hingga Alex bisa setega itu padanya.
"AKHHHHHH ARGHHH"
Alex berteriak dengan sangat keras kala Alana dengan kilat mengambil anak panah dan menusukkannya di perut bagian bawahnya, kemudian Alana menarik anak panah itu dan menancapkannya lagi di bagian tubuh Alex yang lain, penis pria itu.
Sedangkan Jack tidak hanya menonton, kini pria itu seolah sedang melakukan sebuah interuksi kepada Xans. Kemudian Jack menarik Alana mundur kala kemudian Xans maju. Singa itu menancapkan taringnya dikaki kanan Alex dan terus menggigit nya.
Alana yang melihat itu sedikit merasa ngilu, hanya sedikit. Selebihnya ia senang. Senang melihat bagaimana orang yang ikut andil dalam membunuh anaknya kini terlihat meraung kesakitan dan memohon ampun kepada-nya dan Jack.
"AMPUN ARGHHHHHA KHHH SAKITT ARGHH LEPAS!"
Alex menangis dan terus meraung kesakitan, hingga kemudian terdengar bunyi seperti sesuatu terjatuh ditanah. Setelah bunyi itu, Xans menghentikan aksinya dan menjauh dari Alex.
Ya benar, suara itu suara potongan kaki kanan Alex yang sudah patah. Bagian lutut kebawah sudah tergeletak.
"Karya yang bagus Xans!" Puji Jack.
Jack maju, kemudian mencekik leher Alex hingga membuat pria itu kesulitan bernafas ditengah rasa yang luar biasa sakit dikakinya.
"Ini tidak seberapa dengan apa yang kamu perbuat kepada istri dan anakku. Faktanya, sejentik saja kamu membuatnya terluka aku akan membalasmu 100x lipat sakitnya, apalagi saat kemarin, anakku bahkan sampai pergi brengsek!"
Jack meninju wajah Alex berkali-kali membuat pria itu mengeluarkan darah segar dari dalam mulutnya. Entahlah, giginya jelas ada yang lepas kala hantaman tangan Jack begitu kuat mengenai wajahnya.
"Aku akan membunuhmu dengan rasa sakit 1000x lipat." Geram Jack kemudian kini ia mengambil anak panah yang menancap dipenis Alex dan mulai menusuknya berkali-kali dibagian tubuh Alex yang tidak rawan. Seperti lengan dan paha agar pria itu tidak cepat mati. Darah mengucur dimana-mana.
"Jack.." panggil Alana berhasil menghentikan aksi Jack. Pria itu menoleh menatap wajah istrinya dengan teduh, sangat berbanding terbalik dengan tadi.
Hati Jack sempat takut jika Alana mungkin saja berubah pikiran melihat apa yang kini ia lakukan kepada Alex. Tetapi pikiran itu hilang kala kemudian Alana maju dan mengambil anak panah lainnya.
"Gantian." Ujar Alana membuat Jack tersenyum miring. Dengan baju yang banyak noda darah itu ia mundur membiarkan istrinya melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Jack menikmati bagaimana Alana kini menancapkan anak panahnya diperut Alex yang sebelumnya sudah robek membuat luka disana semakin menganga.
"Arghhhh.. ampun.. ampun arghhhh..'
Alana merasa sudah cukup, ia tidak tau harus melakukan apalagi. Rasanya sudah saatnya kini ia membuat Alex mati. Saat melihat Alana mengangkat anak panah yang lain kearah jantung Alex Jack menahan tangan gadis itu.
"Biarkan dia dalam keadaan seperti ini. Aku tidak sudi melihat ia mati secepat itu."
Alana menurunkan tangannya. Entah kenapa kemudian anak panah itu terlepas. Kepala Alana terasa sangat pusing dan berkunang-kunang.
"Hey sayang? Dengar aku?" Tanya Jack kala Alana justru hanya menatapnya dengan tidak fokus.
Tak mendapat jawaban sedetik kemudian Alana pingsan dalam rengkuhan Jack.
.
.
CEK SPOILER DI IG YH SYG.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jack's Obsession
RomanceBagaimana jika waktu liburan yang kamu pikir akan menyenangkan justru membawamu kesebuah sangkar tanpa pintu? Dimana seseorang yang tidak pernah kamu bayangkan kini sangat terobsesi denganmu. "Apa kamu pikir aku akan dengan mudah melepasmu hanya den...