Part 20 -Heartbeat

22.6K 823 4
                                    

Note : jangan lupa vote dan komentar sebagai bentuk dukungan kalian kepada penulis.

"Ha sudah jam 1 siang? Lama sekali aku tertidur." gumam Alana saat ia terbangun dan melihat kearah jam dinding.

Alana bangkit dari kasur dan menuju bathroom, tubuhnya sudah tidak terasa pegal dan perih dibagian intimnya. Pusing yang ia rasakan dari kemarin pun sudah tidak Alana rasakan.

Cklek.

"Akkk." jerit Alana terkejut saat pintu terbuka dan menampakkan Jack yang naked dibawah shower. Jack menoleh ke sumber suara, rambut basahnya ia usap keatas agar lebih jelas melihat wajah terkejut Alana didepan pintu.

"Sudah bangun sayang." Ucap Jack enteng

Alana memutar tubuhnya membelakangi Jack.

"H-hm sudah." jawab Alana kaku, tangannya mencoba meraih handle pintu kamar mandi itu agar bisa ia tutup tetapi yang ia dapat justru pergelangan tangan basah seseorang. Ya Jack.

Jack meraih tangan Alana dan memegang bahu gadis itu dari belakang.

"Ap-apa yang kamu lakukan?" Tanya Alana panik. Tetesan air dari rambut Jack mengenai pundak Alana yang memang menggunakan baju tidur cukup terbuka bagian atasnya hanya seutas tali

"Kenapa kamu begitu terkejut hm? Bukankah kamu sudah pernah melihat semuanya?" tanya Jack dengan suara beratnya.

Alana mematung mendengar penuturan Jack. Ia jelas paham melihat apa yang dimaksud Jack. Ingatannya berputar pada kejadian malam itu. Membuat Alana kembali teringat betapa kasarnya Jack kepadanya.

Alana menunduk, tangan yang sebelumnya mencoba melepaskan diri dari genggaman Jack kini berhenti. Melihat itu membuat Jack menyadari bahwa ia mungkin salah ucap.

Jack melepas tangan Alana.

"Tunggu sebentar, aku akan menyelesaikan kegiatanku." Jack masuk kedalam bathroom dan mengunci pintu itu dari dalam. Meninggalkan Alana yang masih diam, entah mengapa mata gadis itu kembali memanas.

'maaf mama, papah..' batin Alana sendu.

_______________________

Setelah Alana dan Jack selesai bersiap, Jack membawa Alana ke taman bunga dimansionnya. Genggaman tangan Jack tak pernah lepas dari Alana. Jikapun terlepas maka berarti tangan Jack sudah berpindah dipinggang Alana. Merangkul gadis itu dengan posesif

"Cantik sekali." Puji Alana melihat pemandangan dihadapannya. Hamparan taman yang terdapat banyak jenis bunga yang terlihat sangat terawat.

"Kamu senang sayang?" Tanya Jack

Alana mendongak, lensa hazelnya bertubrukan dengan lensa biru Jack. Jujur saja, terselip dihati Alana yang terdalam ia merasa senang saat Jack memanggilnya dengan panggilan-panggilan romantis. Entah mengapa jantungnya terasa berdetak lebih kencang saat ini.

Jack memandang Alana yang menatapnya seintens itu, sangat jarang Alana menatapnya seperti ini. Seperti ada tatapan kagum dimata gadisnya itu.

"Tampan.." gumam Alana tanpa sadar. Mendengar hal itu membuat Jack menahan senyumnya dan tanpa menunggu lama ia mengecup bibir Alana gemas.

"Thanks beauty" jawab Jack setelah mengecup bibir Alana. Alana berkedip terkejut, gadis itu memalingkan wajahnya dari Jack.

Wajahnya memerah, Jack sempat melihatnya.

'cute' batin Jack gemas.

'apa yang baru saja kukatakan?!' batin Alana

Mereka kemudian berjalan menyusuri taman, Alana bahkan menggenggam setangkai bunga yang Jack petik khusus untuknya. Dress putih yang dipakai Alana berayun-ayun terkena angin sepoi-sepoi disana.

Jack's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang