15] Kebijakan Shaka

106 6 0
                                    

Aku ingin setegar karang, agar aku bisa menghadapi semuanya dengan kuat

-Arshaka-

<><><><><><>

Malam ini, Shaka mengundang Haidar dan Raden untuk datang ke rumah sakit tempatnya di rawat. Dan Haidar maupun Raden sangat terkejut karena Shaka berada di sana.

Shaka akan menjelaskan apa penyakitnya pada mereka, agar suatu saat mereka tidak terkejut atas kepergiannya. Kan, sudah omongin kepergian.

"Kok lo bisa ada di sini anjrit!"

"Heeh. Naon?"

Shaka menghembuskan nafasnya pelan. Ia menatap satu persatu temannya. Ia mengambil sebuah surat di atas nakas dan menunjukannya pada mereka berdua.

Haidar membacanya terlebih dahulu, dengan teliti. Ia menatap dengan tatapam sendu pada Shaka setelah membaca itu. Ia menitikan air mata.

Raden yang greget dan belum membaca suratnya langsung merebutnya dari tangan Haidar. Ia membaca tulisan-tulisan print yang ada di sana.

Setelah ia selesai membaca, tak sadar ia menjatuhkan suratnya. Menatap Shaka meminta penjelasan yang lebih jelas.

"Iya. Gue divonis penyakit itu hari ini"ucap Shaka.

"Jangan bercanda anjir. Ini dah malem lu malam bercanda. Gelo"

Shaka menggeleng. "Gue beneran"

"Mungkin sisa hidup gue enggak banyak. Penyakit ini pasti bakal ngerogoti tubuh gue lebih keras"

Haidar dan Raden menitikan air matanya. Baiklah, mereka berdua sedih tentunya akan kabar ini. Namun, mereka juga hanya bisa mendoakan dan menyemangati Shaka.

"Kita bakal jalanin bareng-bareng Shak!"

Shaka mengangguk. Oh iya, dia ingin bercerita tentang kekasihnya. Mereka kan belum tahu. "Oh ya, gue udah punya pacar. Namanya Alana"

Haidar dan Raden membulatkan matanya. Dua kabar sekaligus?! Shaka punya pacar tapi tidak bilang-bilang dengan mereka.

"Sorry telat omong. Hehe"

Haidar langsung menoyor kepala Raden. Raden langsung melotot. Apa coba maksud Haidar ini menoyornya.

"Anjing! Kok gue?!"kesal Raden.

"Masa gue noyor kepala Shaka begitu. Yang ada dia pingsan lagi!"sungut Haidar.

"Ya tapi jangan gue bego! Sakit nih!"

"Letoy lo"

Shaka tertawa terbahak-bahak. Sedikit terhibur dengan adanya Haidar dan Raden. Mereka bertiga bercanda gurau. Tawa dengan ceria yang mengudara di ruangan. Langit malam, bintang, serta bulan menyaksikan bahwa persahabatan tiga orang itu akan saling menguatkan, menyemangati, dan akan selalu berhubungan sampai takdir yang memisahkannya.

<><><><><><><>

"Bunda, Shaka mau minta maaf sama bunda. Maaf kalo selama Shaka hidup, Shaka nyusahin bunda terus. Maaf kalo bunda punya anak kayak Shaka"

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang