Memang harus bagaimana cara menanggapi maaf yang tidak pantas untuk dimaafkan??
-Allea-
<><><><><>
Shaka bangun dari ranjang pesakitannya, membawa cairan infus miliknya. Dengan langkah yang pelan, Shaka membuka pintu kamar rawatnya. Berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit yang panjang. Tidak ada orang yang menemani Shaka di ruangannya.
Entah di mana mereka saat ini, yang pasti Shaka tidak terlalu memikirkannya. Bisa saja ada kesibukan lainnya kan?
Sampailah ia di taman rumah sakit yang luas dengan hamparan bunga yang sangat banyak. Bibir pucat pasi itu tersenyum tipis. Setelah hujan tadi pagi, membuat bunga-bunga itu menjadi segar. Shaka mendudukan dirinya di kursi taman itu. Ramainya jalan raya membuat bising telinga.
Tiba-tiba netra indah milik Shaka mendapati daksa kokoh sang ayah yang sedang ingin menyebrang. Shaka bangkit dari duduknya ingin menghampiri sang ayah. Dengan langkah kaki Ardian yang cepat membuat Shaka tertinggal untuk mengejar Ardian.
"Ayah!! Tunggu!!" Ia ingin memberi tahu pada ayahnya bahwa ia berhasil memenangkan lomba internasional. Tanpa melihat kana dan kiri, Ardian hanya fokus pada layar ponselnya. Tepat dengan itu, sebuah truk fuso melaju sangat kencang.
"AYAH AWAS!!!"
Shaka mendorong tubuh Ardian ke tepi dan membiarkan dirinya yang akan tertabrak.
Bruukk srekkkkk drak
Tubuh ringkih Shaka terpental jauh dari truk fuso itu. Dengan bersimbah darah, Shaka masih ingin memastikan keadaan sang ayah. Telinga Shaka berdenging sangat kencang. Tubuhnya seperti mati rasa. Ia melihat dengan pandangan kabur ayahnya berlari ke arahnya. Shaka terpejam.
Ardian menepuk pipi Shaka. "Shaka, Shaka!! Lihat ayah nak, lihat!!" Shaka membuka matanya sayu, melihat sang ayah yang sudah menumpahkan air matanya.
Shaka tersenyum tipis. "Ayah e-enggak apa-apa kan? A-ayah baik kan? Uhuk. Enggak a-ada yang luka kan?"bertubi-tubi Shaka layangkan pertanyaan pada ayahnya itu. Namun, Ardian menggangguk dengan cepat.
"Iya nak, iya. Ayah baik-baik saja. Jangan tidur dulu Shaka. Lihat ayah. Ayah mohon,"
Masih dengan senyumannya, Shaka menjawab. "Shaka udah enggak kuat lagi a-ayah. Aku j-jujur sama ayah kalo a-aku seneng...uhuk...ayah b-balik kayak dulu lagi..."
"Nak. Ayah mohon jangan tidur dulu!!"
"Tolong saya!!" Ardian teriak memanggil orang sekitar untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Teen FictionPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...