12] Hati yang Rapuh

145 10 0
                                    

Katanya, kesedihan dan kebahagian seseorang sudah ada standar dan porsinya masing-masing. Lalu, kebahagiaan ku? Dimana dia?

-Arshaka-

<><><><><>

"KAMU! K-KAMU BIKIN SAYA TAMBAH BENCI ARSHAKA LANGIT ADHIYAKSA!!!"

Shaka hanya diam menunduk tanpa ada perlawanan sedikit pun. Ia menangis dalam diamnya. Tak bisa dipungkiri ia takut. Sangat takut.

"Saya menyesal telah membesarkanmu! Saya enggak sudi punya anak seperti dirimu!"

Bugh

Ctas

Bugh

Ctas

Bunyi tamparan serta cambukan sangat keras menghantam tubuh Shaka. Shaka tak meringis sedikitpun. Ia juga hanya terdiam tanpa melawan. Semua ia biarkan apa yang ayahnya mau lakukan pada dirinya.

Sampai dimana, Allea datang dengan terburu-burunya. Ia mendekap puteranya. Menatap tajam dan benci pada Ardian.

Tidak cukupkah Ardian menyiksa puteranya. Ia bangkit lalu menampar pipi Ardian. Ia sungguh sakit hati melihat puteranya begini. Ia tak sanggup membiarkan Ardian menyiksa puteranya kembali lebih dalam.

Ternyata, pilihan ia bercerai dengan Ardian tidaklah salah. Ini cara yang sangat tepat. "K-kamu! Berani-beraninya menyiksa anak saya!"murka Allea.

"KAMU TIDAK PANTAS DISEBUT SEORANG AYAH ARDIAN!!!!"teriak Allea sembari menangis.

"Sekarang, pergi kamu! Pergi saya bilang! Saya sudah tidak sudi melihat wajahmu lagi!!"ucap Allea menunjuk wajah Ardian yang terdiam.

"SAYA BILANG PERGI!!!"

Ardian pergi dengan amarah yang tertahan. Wajahnya memerah padam. Urat-urat menonjol di lehernya. Ia menggeretak giginya kesal. Ia memukul setir mobil.

"AKHH! SAYA BENCI KAMU SHAKA!!"

Di tempat, Shaka dipeluk oleh Allea. Ia menatap wajah sang bunda dengan tatapan yang sendu. Bundanya menangis lagi karena dirinya. Ia tak suka itu.

"B-bunda jangan n-nangis.."

"Bunda enggak bisa Shaka. Bunda enggak bisa. Ayahmu terlalu jahat Shaka"

Shaka tersenyum pedih. Ia merasakan tubuhnya mati rasa karena ayahnya. Kepalanya yang juga pening karena dijedotkan ke tembok.

"Ayo kita ke rumah sakit Shaka. Ayok!" Allea membantu Shaka untuk bangun, tubuh Shaka benar-benar lemas. Tubuhnya seperti jeli yang dengan gampangnya meluruh letoy.

"Kita langsung pulang aja bun, Shaka enggak suka di sana"ucap lirih Shaka.

"Tap-"

"Shaka mohon sama bunda"

Baiklah, kali ini Allea membawa Shaka ke rumah dan bukan ke rumah sakit.

Jika kalian menilai Shaka lemah, Shaka bukan lemah. Kekuatan Ardian lah yang besar. Kekuatan Ardian tidak bisa ditandingi. Dengan tubuh Shaka yang bisa dibilang kecil. Lagi juga, ia tak akan mau menjadi anak durhaka karena berani pada orang tuanya.

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang