Kesedihan ku kembali bertambah bukan berkurang. Sedih ku, sakit ku, semuanya bertambah. Tinggal menunggu waktunya saja
-Arshaka-
<><><><><><>
Pagi hari dengan cuitan burung-burung yang menggema. Matahari yang sudah menampakkan dirinya. Shaka masih di dalam selimutnya. Ia benar-benar masih tertidur nyeyak.
Allea datang ke kamar Shaka. Mengetuk pintu itu. Namun tak kunjung dibuka. Allea menyadari, Shaka tidak pernah mengunci pintu kamarnya apalagi sangat susah untuk dibangunkan. Biasanya dengan tiga kali ketukan di pintu, Shaka langsung terbangun.
Ia buka pintu itu, melihat tubuh Shaka yang masih dibaluti selimut. Ia duduk di tepi ranjang. Membuka selimut yang menutupi wajah puteranya.
Ia tepuk pipi Shaka pelan. Sudah berkali-kali, Shaka tak kunjung bangun. Ia panik. Merasa nafas Shaka memberat. Ia panik.
"Shaka. Hei bangun sayang. Jangan bikin bunda panik. Ayo bangun"
Shaka masih dengan pejamnya. Tak terganggu sedikitpun. Allea langsung membantu Shaka bangun dan membawanya ke mobil yang baru ia beli kemarin.
Mobilnya masuk ke dalam gang ternyata cukup, ia hanya membeli mobil yang kecil saja untuk dirinya dan Shaka di sini.
Allea baringkan tubuh Shaka di jok belakang. Mengambil jaket Shaka dan ponsel Shaka. Mengunci pintu rumah dan langsung bergegas ke rumah sakit.
"Sus tolong anak saya!"
Shaka dibawa ke ruang UGD. Allea menunggu di luar dengan perasaan tak tenang. Ia takut terjadi apa-apa pada anaknya. Bunyi ponsel membuat Allea harus menganggkatnya.
Ternyata dari Alana. Allea mengangkat telepon itu. "Halo Isha"
"Halo tante. Kok ponsel kak Shaka enggak aktif. Dia baik-baik aja kan? Kok perasaan Isha enggak tenang tante"
Allea diam tak tau harus menjawab apa. Allea bingung.
"Tante?"
"Eh. Shaka lagi di rumah sakit, Isha. Kamu datang saja ya ke rumah sakit Purnama. Dia di UGD"
"Apa?! Iya tante, Isha ke sana langsung"
"Hati-hati nak"
"Iya tante"
Telepon diimatikan. Alana langsung bergegas pergi mencari taxi. Ia juga panik. "Pak, rumah sakit Purnama ya"
"Baik"
Taxi yang ditumpangi Alana langsung melesat pergi ke rumah sakit yang dimaksud oleh Allea tadi. Tak butuh waktu lama, Alana sudah sampai di lobby rumah sakit.
Ia bertanya pada resepsionis yang berada di sana. Bertanya dimana letak UGD. Dan Alana langsung pergi ke arah yang sudah ditunjukan.
Ia melihat Allea dengan wajah sendunya. Ia menghampiri dan memeluknya.
"Tante...ada apa sama kak Shaka"
Allea menggeleng tak tahu. Ia pun juga bingung. Mereka menunggu dokter yang menangani Shaka keluar dari ruang UGD. Ketika dokter itu keluar, Allea langsung bangun dari duduknya.
"Dengan keluarga pasien?"
"Iya, saya bundanya dok. Ada apa sama anak saya"
"Mari kita bicarakan di ruangan saya bu"
Allea menatap Alana. "Kamu tunggu di sini ya Isha"
Alana langsung mengangguk pelan. Allea pergi mengikuti langkah dokter. Mereka masuk di salah satu ruangan yang diyakini itu ruangan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Ficção AdolescentePemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...