10] Skatting

157 12 0
                                    

Takdir yang indah ini jangan di sia-siakan. Gunakanlah takdirmu dengan baik

-Alana-

<><><><>

Sepulang sekolah, Shaka berlari menuju halte untuk mengejar bus. Sayang, busnya sudah pergi. Shaka menumpu tubuhnya pada tiang halte. Berjalan terseok ke kursi.

Mencari oksigen. Shaka memejamkan matanya. Sudah bisa dipastikan keringat banyak keluar dari dirinya. Merasakan hangatnya sentuhan kulist seseorang, Shaka membuka matanya.

"Lana?"

<><><><><>

Alana sedang berjalan di sekitar taman dekat dengan sekolah Shaka. Murid di sana keluar dengan wajah yang masam dan terlihat lelah. Ini sudah waktunya jam pulang ternyata.

Ia melihat Shaka berlari ke arah luar. Menuju halte dimana bus sudah pergi dari tempat itu. Ia melihat Shaka duduk di kursi halte dengan mata terpejam.

Ia ingin menghampiri. Berlari kecil ke arah halte. Duduk di sebelah Shaka tanpa Shaka sadari. Ia mengusap pelan tangan Shaka. Dan, mata Shaka terbuka menatap wajah Alana. Tatapan mereka bertemu.

"Lana?"

Alana tersenyum. Ia mengeluarkan sebuah tisu dari tas selempangnya yang ia bawa. Mengelap wajah Shaka dengan sayang. Shaka hanya diam terpaku dengan perilaku Alana. Menikmati setiap sentuhan tangan Alana pada wajahnya.

"Ini minum dulu"ucap Alana membuyarkan segala lamunan Shaka. Alana memberinya botol minum. Shaka mengambilnya dari tangan Alana dengan mengucapkan terimakasihnya.

"Kamu mau kemana kak? Kok kayak buru-buru gitu ngejar busnya?"tanya Alana penasaran. Masih dengan senyumnya.

"Mau ke ring ice. Les."jawab Shaka. Alana terkejut ia menatap Shaka dengan kagum.

"Kakak bisa skatting?!"tanyanya riang. Shaka mengangguk mengiyakan. Memang benar, dirinya bisa. Ia atlit skatting.

"Aku mau belajar itu kak!"

Tatapan matanya yang berbinar membuat Alana terlihat lucu di mata Shaka. Ia reflek menyentuh tangan Shaka dengan erat. Shaka mengganggukan kepalanya.

Tanpa aba-aba, Alana memeluk tubuh Shaka. Masih dengan mengucapkan kata terimakasih. Shaka terkejut, tetapi ia biarkan perempuan di depannya memeluknya. Alana yang sadar atas perilakunya langsung melepaskan peluknya.

"Maaf kak. Aku enggak sengaja"maaf Alana pada Shaka. Alana menunduk karena merasa bersalah. Shaka mengangkat wajah Alana, lalu ia tersenyum.

"Enggak apa-apa. Gue suka kok"jawab Shaka.

Pipi Alana memerah tomat. Alana menutup wajahnya malu. Shaka tertawa kecil dibuatnya. Shaka langsung berdiri dan menggenggam tangan Alana yang mungil.

"Ayo kita pergi ke ring ice. Biar lo belajar skatting"ajak Shaka sembari tersenyum memperlihatkan gigi taringnya.

Ia jarang dan sangat jarang memperlihatkan senyumnya ketika bersama perempuan. Sesama lelaki saja jarang. Tetapi, kali ini ia tersenyum karena Alana membuatnya tersenyum. Ia bahagia.

<><><><><><><>

"Kak aku takut!!"teriak Alana ketakutan. Ia takut jatuh di atas es.

Selesai les skatting Shaka. Shaka menyempatkan waktu untuk mengajarkan Alana skatting. Sekarang mereka lagi belajar. Ralat, hanya Alana yang belajar.

"Pelan-pelan pasti bisa Lan"Shaka meyakinkan Alana. Ia menuntun Alana dengan pelan di atas es ini.

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang