Kita semua butuh orang yang tepat untuk meluapkan semua keresahan dalam hidup kita.
-Someone-
<><><><><><><><>
"Aduh Shaka, ini hujan. Kamu bawa mobil nak?"tanya Arisha pada Shaka. Hujan sore ini mengguyur kota Bandung sangat deras. Kilat petir dan angin menjadi teman.
"Ibu. Kak Shaka di sini dulu aja boleh kan bu? Itu hujannya deras banget, Alana takut di jalan kenapa-napa,"pinta Alana pada Arisha.
"Enggak papa tante, Lana. Aku pulang sekarang aja ya?" Shala berucap.
"Di sini dulu aja nak. Ini bundamu chat tante, katanya kalo kamu di rumah Alana suruh tunggu aja sampai reda hujannya. Di sini dulu aja ya?" Arisha tersenyum hangat.
"Eum, ya udah tante. Makasih ya,"
Arisha mengangguk. Ia pamit ke dapur dulu membuatkan Alana dan Shaka hot chocolate.
"Allea dan Ardian mendidik Shaka dengan baik ya? Anak yang pintar dan juga baik. Aku suka!" Arisha berucap dalam hati sembari tersenyum. Padahal kenyataannya, Ardian dan Allea sudah bercerai. Dan sampai Shaka remajapun, yang mendidik Shaka hanyalah Allea seorang diri.
"Ini diminum dulu, ayo!" Arisha datang membawa nampan di tangannya.
"Duh, Shaka ngerepotin tan,"ucap tak enak Shaka. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Enggak kok Shaka, diminum ganteng," Shaka mengangguk mengambil hot chocolate di atas nampan. Meniupnya pelan membuat asap menguar. Menyeruputnya sedikit.
"Kamu dan adek kamu berbeda ya? Oh ya, namanya Veno kan ya?"pertanyaan Arisha membuat Shaka mengangguk membetulkan.
"Tante lupa deh. Udah lama soalnya enggak ketemu, tante cuma ingetnya sama kamu tau Shaka. Ahaha. Kamu pacaran sama Alana udah lama?"tanya Arisha lagi.
"Udah lumayan kok bu. Ketemunya di halte bus," Alana menjawab sebelum Shaka menjawabnya.
Arisha bangkit dari duduknya mendekati Shaka. "Shaka, tante boleh meluk kamu?"tanya Arisha.
Shaka mengangguk. Arisha langsung membawa Shaka dalam pelukannya. Arisha tau, Shaka itu perpaduan antara Allea dan Ardian, perbandingannya 50-50.
Arisha melepas pelukan mereka dan tersenyum menyentuh bahu Shaka. "Shaka, tante senang ketemu sama kamu. Apalagi jadi menantu tante nantinya. Kamu anak yang ganteng nak,"
Arisha berucap membuat Shaka salah tingkah. "Tante bisa aja. Shaka biasa aja kok, ada yang lebih tampan dari Shaka tante."
Lihat, anak di depannya ini sangat dermawan bukan? Tak salah jika Alana memilih lelaki seperti ini. Arisha mengangguk cepat. "Betul memang. Tapi kamu tampan nak. Tante enggak bohong,"
Shaka hanya tersenyum. Mereka bertiga bercerita seidikit sembari menunggu hujan reda untuk pulang. "Tante, Lana. Shaka pamit pulang dulu ya? Udah reda, pasti bunda nunggu,"
"Hati-hati nak di jalan, salam sama bunda dan ayahmu ya?" Shaka mengangguk.
"Hati-hati kak, masih licin jalannya," Alana berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Teen FictionPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...