19] Kemarahan Haidar dan Raden

113 9 0
                                    

Kelak, kau akan merindukan seseorang yang tidak akan bisa kau temukan pada siapapun.

-Raden-

<><><><><><>

Pagi hari Haidar dan Raden sudah ada di sekolah. Sengaja datang terlambat. Ada sesuatu. Haidar dan Raden pergi ke kelas Veno. Haidar berteriak membuat semua orang yang ada di dalam kelas tersebut kaget. Haidar menghampiri Veno yang duduk dengan santai. Satu pukulan melayang pada pipi Veno. Membuat pemuda itu menoleh ke samping.

Semua orang terkejut atas tingkah laku kakak kelasnya ini. Haidar menarik kerah seragam Veno. Urusan dipanggil BK bisa nanti. Yang penting ia puas menghajar Veno.

"Lo punya urusan sama gue!!"

Haidar menarik Veno menuju taman belakang sekolah. Ia menghajar habis-habisan Veno. Raden? Raden hanya diam tanpa niat untuk membantu memberhentikan. Teman-teman Veno? Mereka takut akan kemarahan Haidar.

Haidar berhenti, menyamakan tingginya dengan Veno yang bersandar pada pohon sembari meringis. Haidar menunjuk wajah Veno. "Ini balasan karena udah buat Shaka masuk rumah sakit! Gue tambah benci sama lo Alveno Narendra Adhiyaksa!!! Lo enggak tau apapun tentang Arshaka. Lo adek yang.....KURANG AJAR!!" Tekan Haidar dengan wajah yang memerah.

Haidar berdiri lalu melenggang pergi dari sana. Sebelum pergi ia sempat menendang perut Veno. Setelah Haidar, Raden mendekat. Ia melakukan hal yang sama seperti Haidar. Memukul wajah Veno.

Raden menatap Veno dengan mata elangnya. Bersuara dengan suara yang sangat dingin. "Ingat Alveno Narendra Adhiyaksa. Gue ingatin lo sekali lagi. Gue enggak main-main sama lo kalo lo nyakitin Shaka lagi. Lo adek kurang ajar yang baru gue temuin. Kalo lo bukan adeknya Shaka sahabat gue, udah gue bunuh lo dari lama. Dan, jangan sampe lo, ayah lo, dan seluruh keluarga besar lo merasa menyesal apa yang akan terjadi di masa depan."

Veno jadi terdiam setelah mendengar perkataan dari kakak tingkatnya ini. Raden pergi dari hadapan Veno. Ia juga berpikir, tahu darimana mereka bahwa yang memukuli Shaka dirinya. Seketika teman-teman Veno mendekat. "Lo enggak apa-apa Ven?"

"Anjir! Kak Haidar serem banget. Kak Raden juga. Hih!"salah satu siswi bergidik ngeri.

Veno menatap kesal ke arah temannya. "Lo semua enggak membantu!"

<><><><><><><><>

"Isha, jaga Shaka dulu ya? Tante mau keluar sebentar, nanti tante balik lagi"

Alana mengangguk patuh. Ingin kemana Allea? Rumah Ardian tentunya. Malam ini, ia akan menemui Veno anaknya. Menaiki taxi yang baru saja lewat.

Taxi itu berjalan menyusuri jalan raya malam ini. Pengendara motor baik mobil sangat ramai padat di jalan. Hanya 20 menitan untuk tiba.

Satpam membukakan pintu ketika tau itu Allea. Allea menekan bel dengan sangat tidak sabaran. Pintu akhirnya terbuka, dimana memperlihatkan Veno dengan santai wajahnya.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Veno. Veno terkesiap. Veno melihat Allea dengan wajah yang sendu. Sedangkan Allea menatap wajah putera bungsunya tajam.

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang