Pemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...
Keluarga utuh tanpa sebuah kebencian di dalamnya itu adalah impian ku yang sekarang sudah terwujud. Namun, kenyataan jika aku harus pergi tinggal nama itu sebuah takdir.
-Arshaka-
<><><><><><><><>
Nb: chap panjang. Baca santai dan hayati deh ya!!
<><><><><><><>
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di perjalanan, Shaka berkumpul dengan keluarga kecilnya. Besok adalah hari terakhir dirinya hidup. Karena itu, hari ini Shaka menginginkan sebuah perlakuan yang memang di dalam keluarga utuh yang bahagia.
Veno tertawa terbahak-bahak dengan candaan yang Shaka lontarkan di perjalanan. "Aelah bang, ngakak banget gue, hahaha"
Shaka juga tertawa. Pemandangan itu membuat Ardian tersenyum miris, ternyata anak-anaknya sudah dewasa tanpa ia sadar. Putera sulungnya sudah besar tanpa perhatian dirinya.
'Maafin ayah, Shaka. Ayah telat untuk sadar atas kesalahan ayah sendiri'
"Ini mau kemana aja nih?"tanya Ardian.
Veno menyenggol lengan Shaka. "Mau kemana bang? Hari ini full permintaan lo. Iya enggak yah, bun?"
"Iya dong,"
"Betul!"
Shaka terdiam berpikir sebentar. "Mau ke rainbow garden aja. Lalu ke studio foto,"
Tanpa bertanya apapun lagi, mereka bertiga menuruti apa mau Shaka. Nyatanya, Allea tau. Tau jika Shaka menginginkan foto keluarga.
"Ayo bersenang-senang untuk hari ini!!"seru Veno bersemangat.
Untuk hari ini, bukan untuk besok kan?
<><><><><><><><><><>
"Ayo bang, ke bunga itu!!"tunjuk Veno pada hamparan bunga berwarna ungu. Shaka menganggukan kepalanya. Menatao ke dua orang tuanya. "Bun, yah. Aku ke sana dulu,"
Ardian dan Allea tersenyum. "Iya sayang,"
Mendapati jawaban itu, Shaka melenggang pergi dari sana mengejar adiknya. "Bersenang-senanglah, anakku. Kamu berhak bahagia." Allea bergumam tapi masih bisa Ardiam dengar.
"Allea," panggil Ardian pada mantan isterinya itu. Allea menoleh. "Apa?"
