46] Lomba Terakhir??

76 4 0
                                    

Bintang yang sama tidak akan datang untuk yang ke dua kalinya.

-Allea-

<><><><><><>

Hari Jum'at sore, sepulang sekolah Shaka langsung berangkat menuju rumah sakit tempat ia kemoterapi bersama dengan dokter Bastian. Hari ini, Shaka hanya bersama dengan Raden, Haidar membantu orang tuanya yang sedang sibuk-sibuknya mengurus sesuatu.

Dan ya, di sinilah Shaka dan Raden berada. Gedung berwarna putih tulang, tempat orang-orang berjuang untuk sembuh dari sakit mereka.

"Masuk, Shaka. Dokter Bastian sudah menunggu," Bhavin menuruh Shaka untuk masuk ke dalam ruangan yang menurutnya sangat mengerikan ini.

"Kamu nemenin Shaka? Mana Haidar?"tanya Bhavin pada Raden selepas kepergian Shaka.

"Oh, Haidar lagi ada urusan penting tadi, mas. Jadi enggak bisa nemenin,"jelas Raden, Bhavin hanya mengangguk singkat.

<><><><><><><><><><>

Raden sedikit mengeri melihat Shaka yang memejamkan matanya menahan sakitnya kemoterapi. "Ssshh..."

"S-sakit Den..." Raden mengangguk cepat. "Bentar lagi selesai Shak! Tahan bentar ya?"

Dokter Bastian tersenyum. "Sudah, ini sudah selesai,"

<><><><><><><><>

"Masih mau muntah Shaka?"tanya Bhavin memegangi baskom untuk muntah.

"E-nggak mas..."

"Ya sudah, Raden. Jagain Shaka dulu, nanti sudah boleh pulang ketika infusnya sudah habis."

Raden mengiyakan ucapan Bhavin itu. Raden mendekat ke arah Shaka. "Semangat! Bentar lagi lo bakal lomba kan? Makanya lo kemo dulu,"

Ya, sudah terhitung sebentar lagi Shaka akan berangkat ke Negara Korea Selatan untuk mengikuti lomba Internasionalnya yang diadakan di Negara itu. Semoga saja, tak sia-sia latihan Shaka untuk lomba ini.

<><><><><><><><><>

Beralih pada dokter Bastian di ruangannya. Ia sedang membaca laporan kesehatan Shaka. Dirinya tak percaya, Leukimia itu sudah menyebar ke dalam tubuh Shaka dengan cepat. Lebih tepatnya sudah stadium 4.

Dokter Bastian mau tak mau harus berbicara pada Shaka sendiri, walau hatinya takut melihat wajah kecewa Shaka. Kecewa yang sedalam-dalamnya.

Ia mengambil ponselnya yang di atas meja. Menelpon Allea untuk memberitahu kabar tak mengenakan ini.

"Halo dok, bagaimana? Shaka sudah selesai kemoterapi?"tanya Allea dari seberang sana. Dokter Bastian mencoba tersenyum sebisa mungkin walau Allea sendiri tak melihatnya.

"Shaka sudah selesai kemo bu, hanya tinggal menunggu infusnya habis baru boleh pulang,"

"Lalu, apa yang ingin dokter sampaikan pada saya?"

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang