Jika kamu punya seribu satu alasan untuk menangis, setidaknya kamu juga harus punya satu alasan untukmu tersenyum.
-Arshaka-
<><><><><><><><>
Alana yang baru saja sampai di depan rumah Allea dan Shaka ingin mengetuk pintu. Namun, ia urungkan karena melihat kekasihnya yang duduk menyendiri di halaman.
Ia langsung berlari kecil menghampiri Shaka. Berjalan rindik-rindik dari arah belakang. Tiba-tiba ia menepuk pundak Shaka.
Shaka berjengit kaget. Untungnya kamera yang ia pegang tidak terjatuh. Alana tersenyum riang. Ia duduk di ayunan juga di sebelah Shaka.
"Lihat apa kak? Lagi foto ya?"
Shaka mengangguk mengiyakan. Shaka langsung berdiri menarik tangan Alana.
"Sini aku jadiin kamu modelku. Pose dibunga-bunga itu ya Lan"ucap Shaka.
"Oke kak!"sahut alana.
Alana berpose seperti model terkenal. Cocok sebenarnya, tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih, rambutnya yang halus, wajah yang sangat cantik dan imut.
Setidaknya jika ia bukan model terkenal, ia akan debut menjadi modelnya Shaka saja di kamera. Walau Alana tinggi, masih tinggian Shaka. Tinggi Alana hanya sebatas dagu Shaka saja.
Shaka mengambil beberapa jepretan foto Alana dengan bunga-bunga yang berada di taman. Setelah itu, mereka bermain lari-larian. Saling mengejar, berhenti ketika ada Allea yang baru saja datang.
"Kak!! Coba kejar aku!"
"Sini ku kejar!!"
Mereka asik bermain. Allea geleng-geleng. Menurutnya, kedua remaja di depannya ini sedang dimabuk asmara. Istilahnya bucin (budak cinta)
Ia jadi teringat ketika ia muda dulu. Sama seperti Shaka dan Alana, ia juga samanya dengan Ardian dulu. Sampai mereka menikah dan mempunyai dua anak laki-laki dan akhirannya perceraian.
Allea menunggu mereka berhenti sembari duduk di dekat kolam. Karena Alana sudah capek dan lelah, Alana meminta Shaka untuk berhenti mengejarnya.
Mereka berdua ikut duduk dengan Allea. Allea tersenyum. Tangannya terangkat mengusap pucuk kepala Shaka dan Alana.
"Kalian ini. Hahaha"
Tawa mereka bertiga pecah. Tertawa sampai perut mereka kram.
"Oh iya. Aku mau kasih tau loh. Kalo dua hari lagi aku lomba saktting nasional. Shaka minta kalian nonton ya?"
"Kakak beneran?! Kita nonton ya tante!"
Allea mengangguk tersenyum gigi. Mereka bertiga menghabiskan waktu sore hari di halaman bersama dengan sebuah teh serta cemilan yang menemani mereka.
Hangat rasanya. Alana seperti memiliki keluarga utuh kembali. Ia tidak mau yang baru ia dapatkan sudah hilang dan pergi kembali.
<><><><><><><>
Matahari sudah menunjukan dirinya. Shaka bangun dan bersiap-siap ke sekolah. Keluar kamar ketika sudah siap. Berjalan santai sembari menggendong tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Fiksi RemajaPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...