Karena kita dipertemukan hanya untuk memiliki sebuah cerita, bukan menyatu dan berakhir bahagia hingga akhir cerita.
-Arshaka-
<><><><><><>
"Bagaimana keadaan Shaka dok?"tanya Allea pada dokter Bastian. Dokter Bastian menghembuskan nafas pelan.
"Bu, Shaka sudah mengalami pembesaran hati. Saya khawatir pada kondisi Shaka saat ini. Bintik-bintik merah dan memar-memar sudah bermunculan di tubuhnya. Seiring berjalannya waktu, juga seiring bertambahnya stadium itu," jelas dokter Bastian menatap Allea.
Allea menutup mulutnya. "Tubuhnya sudah merespon sakitnya. Dan saya dengar dari ibu, bahwa Shaka sudah sangat sering muntah dan mimisan,"
"Dok, apa kemoterapi tidak bisa menyembuhkan anak saya secepatnya??" Dokter Bastian menggeleng.
"Kemoterapi memang bersifat membantu meredakan gejala kanker dan dapat menunjang hidup lebih lama. Namun jauh dari semua itu, kemo juga bisa menyebabkan efek samping yang sangat membahayakan. Ya, resiko kanker ke dua," jelas dokter Bastian lagi.
"Saya akan rawat Shaka lebih dulu bu, agar mendapat perawatan medis di sini. Sampai Shaka sendiri sudah merasa lebih baik tanpa berbohong."
<><><><><><><><>
Allea keluar dari ruangan dokter Bastian, ia mengusap matanya yang mengeluarkan air mata. Ia harus kuat demi anak laki-lakinya.
Duk
Sontak Allea mengucap maaf pada orang yang ditabraknya. Seketika ia terdiam melihat orang yanf ditabraknya.
"Ardian?"gumamnya.
<><><><><><><><>
Ardian baru saja menjenguk temannya yang kecelakaan tunggal di jalan raya. Ia ingin kembali ke kantor untuk memulai meeting.
Ia terburu-buru sampai ia tak sengaja menabrak seorang wanita. "Allea?"
"Saya meminta maaf." Allea langsung pergi dari hadapan Ardian, namun Ardian langsung menggenggam tangan Allea.
"Tunggu Lea,"
"Mohon lepaskan. Ada apa?" Allea menghempas tangan Ardian yang menggenggam tangannya. Ardian menggaruk tengkuknya tak gatal.
"Kenapa kamu di sini?"tanya Ardian. Allea membuang mukanya ke samping. "Ini tempat umum kalau anda lupa. Lagipula, terserah saya kenapa saya di sini. Bukan urusan anda."ketus Allea pada Ardian.
Hati Ardian sedikit sakit. Allea bertutur kata formal dengannya dengan nada ketus yang dibuatnya. "Tidak ada yang terjadi kan pada anak itu?"
Entah angin darimana Ardian menanyakan Shaka. Allea sedikit terperanjat mendengar pertanyaan Ardian. Ardian juga tidak tahu, intinya pertanyaan itu meluncur dengan mulusnya keluar dari bibirnya itu.
Allea mengusap air matanya. Mendengar nama Shaka, ia merasa sedih. Sekarang ia selalu merasa sensitif mendengar nama anaknya dipanggil. Ardian mengangkat tangannya ingin memeluk Allea, namun ia urungkan karena ia tau pasti Allea akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Roman pour AdolescentsPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...