53] Maaf yang Tidak Berarti

94 5 1
                                    

Kedatangan dan kepergian itu pasti. Merelakan atau memaksakan itu sebuah pilihan.

-Someone-

<><><><><><><>

Nb: bacanya pelan-pelan aja karena chapnya lebih panjang. Dihayati ya!

<><><><><><><><>

Sudah tiga minggu setelah dokter Bastian menyatakan Shaka koma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga minggu setelah dokter Bastian menyatakan Shaka koma. Shaka tertidur nyaman. Terhitung sudah banyak yang selalu mengunjunginya, namun urung terbangun. Pagi ini, Alana akan mengunjungi kekasihnya lagi.

"Pagii kak Shaka!! Lana datang lagi nih,"

Terlihat Alana menyeka pelan tubuh Shaka. Dengan telaten, Alana menyeka badan Shala menggunakan handuk kecil dengan bulu halus yang dibasahi oleh air.

"Kira-kira, kapan kakak bangun? Hm? Lihat apa sih di sana? Sampai-sampai nyenyak begini,"

Alana kembali berceloteh. Setelah selesai menyeka permukaan kulit Shaka, Alana menyisir rambut Shaka yang tipis dengan jari-jari tangannya.

"Udah deh!"

Alana memangku pipinya menggunakan ke dua tangannya di atas ranjang Shaka sembari memandangi wajah Shaka yang tenang.

"Ingin selama apa kakak enggak akan bangun? Kakak enggak kangen kita semua yang ada di sini? Ayahnya kak Shaka selalu nunggu kak Shaka untuk bangun. Kakak tidak ada niatan untuk bangun?"

Hening. Lagi-lagi hening ruangan ini menyambutnya. "Aku ingin membuat kenangan baru sama kakak, ayo kita buat lagi,"

Alana menggigit bibir dalamnya, "A-aku rindu kakak. Sangat. Aku selalu berdoa agar kakak bangun, aku selalu berharap ketika aku mengunjungi kakak, kakak sudah bangun melihatku dan menyapaku,"

Tetesan air mata mengalir dengan derasnya turun dari mata indah milik Alana. Tetesan air mata itu mengenai punggung tangan Shaka. "Ketakutanku tak perlu ku bicarakan sama kakak, karena kakak sendiri sudah tau apa jawabannya,"

"Hiks, sudah tiga minggu kakak tertidur seperti ini, harus selama apa lagi aku menunggu kak? Selama apa? Hiks,"

Nit....nit....

Alana langsung melihat EKG dengan cepat ketika bunyi itu memenuhi ruangan. Lalu ia melihat tubuh Shaka yang mengejang, untungnya dokter dan perawat dengan sigap datang menangani Shaka.

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang