21] Datang Kembali

100 8 0
                                    

Kalo kamu membuat seseorang menangis, seharusnya bukan hanya meminta maaf. Tetapi, harus mengembalikan senyumannya dan kebahagiaannya.

-Varen-

<><><><><><>

Matahari yang sudah ingin tenggelam, Veno belum beranjak dari duduknya di teras rumah. Sembari memainkan rumput. Ia memikirkan entah perilakunya itu bisa dimaafkan atau tidak. Sepulang dari rumah sakit tadi, ia benar-benar takut akan Shaka yang tak akan memberinya maaf. Namun, dugaan itu salah, Shaka memaafkannya. Bukan berati luka itu hilang.

Tap tap tap

Derap langkah kaki membuat Veno tersadar. Ia menoleh ke atas karena ia sedang berjongkok. Matanya melotot ketika melihat seseorang. Orang itu tersenyum penuh.

"Hai bro"

Veno reflek memeluk tubuh orang itu. "Kangen sama gue kagak sih Ven?"tanya Varen terkekeh. Varen ini adalah teman masa kecilnya dengan Shaka yang pindah ke London dulu. Sekarang mereka bertemu kembali di Indonesia.

"Anjir! Gue kangen banget sama lo Ren!"

Varen terkekeh. Veno menyuruhnya masuk, tetapi Varen enggan untuk masuk. Katanya ingin di teras saja, melihat langit. "Gimana kabar bang Shaka, Ven? Bang Shaka enggak kenapa-napa kan?"tanya Varen.

Veno diam. "Eum. Bang Shaka, dia di RS. Abang gue divonis penyakit Leukimia.."jawab Veno lirih sembari menunduk.

"Lo....nyesel setelah ngelakuin itu semua sama abang lo? Lo masih benci sama dia? Atau..."duga Varen.

"Gue udah nyesel Ren. Gue mau memperbaiki semuanya. Gue takut kehilangan dia. Ternyata gue sadar. Gue salah"

"Gue juga udah minta maaf kok"sambung Veno menatap lurus ke depan.

Varen menepuk bahu Veno. "Ven. Yang lo lakuin itu dari dulu, enggak bisa dikata cuma maaf. Yang lo lakuin lebih dari itu, seharusnya yang lo lakuin bukan cuma maaf, tapi cara kembaliin senyuman, kebahagiaannya, dan seluruhnya. Coba bayangin jadi abang lo deh. Ayah lo yang tadinya sayang banget sama lo, tiba-tiba perlakuannya kayak dia ke abang lo Shaka. Untung lo nyesel sebelum terlambat Ven"

Veno terdiam mencerna semuanya. "Gue tebak, ayah lo belum tau penyakit ini? Oh iya, sepi banget rumah lo, ayah lo belum pulang gue tau itu, tapi....tante Allea kemana? Di rumah sakit?"

"Ortu cerai Ren. Itu semua gara-gara gue. Gue biangnya"

Varen terkejut. "Gue turut sedih. Salam sama bang Shaka kalo misal lo mau ke rumah sakit lagi. Atau enggak besok temenin gue ke RS tempat abang lo di rawat Ven. Gue mau jenguk"

"Lo udah pindah beneran ke sini?"tanya Veno.

"Iya, fiks banget gue tinggal di sini. Gue tinggal di sebelah tuh, jarak dua rumah doang dari sini"ucap Varen.

"Oh iya. Gue pulang dulu ya? Gue masih ada beberapa barang yang belum gue beresin. Dan ingat kata gue, sayangi abang lo. Penyakit Leukimia itu penyakit bukan maen-maen. Ya bukannya gue mau doain abang lo kagak sembuh, tapi itu bisa aja bertambah parah nantinya. Petik ini sebagai pelajaran hidup lo Ven. Gue balik yak!" Varen melangkah pergi dari sana. Meninggalkan Veno dengan kesepian di halaman rumahnya.

ARSHAKA DAN DUNIANYA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang