Bukan berarti orang yang selalu tampak biasa saja itu tidak punya masalah. Namun, ia hanya pandai menutupinya.
-Raden-
<><><><><><>
Dan hari ini tibalah hari libur, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Veno yang sudah siap dengan celana training nya ingin berlari kecil dan berolahraga kecil menuju taman olahraga yang ada di kompleknya.
"Ayah, Veno jogging dulu"
"Iya"
Veno keluar dari rumah dan melakukan acara joggingnya. Sembari mendengarkan headset terdengar lagu kesukaannya. Pagi ini sedikit mendung, awan mengabu, dan matahari tampak tertutupi oleh awan.
Setelah 30 menitan ia jogging, ia beristirahat duduk dan meminum air putih yang ia beli tadi. Ia melihat banyak orang yang berlalu-lalang jogging. Tak sengaja, matanya menangkap daksa Raden yang sedang push up.
Raden sudah melihatnya dari jauh dan ia menyadari jika Veno memperhatikannya. Ia bediri dari sikap push up nya. Ketika Raden ingin bergerak pergi, Veno datang dengan berlari.
"Tunggu!"
Raden berbalik. Mendapatkan Veno di belakangnya. Raden tetap diam menunggu perkataan apa yang ingin diucapkan oleh adik dari sahabatnya itu. "Gue mau tanya, abang gue dimana?"
Raden menaikan satu alisnya bingung. "Enggak ada urusannya sama lo kan? Apa peduli lo?"ucap dingin Raden.
"Ada lah! Dia abang gue!"
Radem tertawa. "Bukannya lo enggak nganggep dia abang lo? Dahlah. Buang-buang waktu gue aja ngobrol sama lo!"ketus Raden.
Veno kembali mengadangi jalan Raden. "Mau lo apa sih Ven?!"
"Gue cuma tanya abang gue! Please. Gue cuma mau ngomong sama lo bentar"pinta Veno.
Veno sadar, kelakuannya sangat keterlaluan sejak dulu kepada abangnya. Semalam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkannya. Hatinya seperti tidak tenang, otaknya terus memutar waktu dimana ia selalu bersikap semena-mena terhadap sang abang.
Ia juga memikirkan apa maksud dari perkataan bundanya, Raden, dan Haidar. Ia pusing. Ia ingin mencari tau tentang abangnya. Dan tepat hari ini, ia akan berubah. Ia tak mau menambah dosanya terhadap abangnya dan bundanya.
Ia bertekad untuk berubah. "Gue mau berubah bang"
Raden mengerntitkan dahinya. "Dalam rangka apa? Lo mau ngerencanain sesuatu lagi kan? Gue enggak percaya sama lo."
Veno bersimpuh di depan Raden membuat Raden kaget. "Ngapain sih lo?!"
"Kasih tau gue bang. Gue mohon" Veno benar-benar sudah ingin berubah. Ia bertekad dan berjanji sudah tidak akan mengulangi perbuatannya.
Karena Raden sedikit percaya karena perlakuan Veno yang menurutnya menurunkan harga dirinya sebagai laki-laki dihadapannya.
"Ikut gue" dua kata yang membuat Veno berbinar. Ia mengikuti Raden. Sampailah di rumah sakit. Raden masih tetap diam sembari terus melanjutkan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Teen FictionPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...