Apapun nanti hasilnya, banggalah pada dirimu sendiri. Terhadap setiap proses yang kamu lewati sampai saat ini.
-Someone-
<><><><><>
Hari yang paling dinantipun akhirnya tiba. Di sebuah gedung arena ice skatting kini dipenuhi oleh para peserta kompetisi skatting juga para pelatih yang mendampingi dan paniti-panitia yang mengurus perlombaan ini. Suasana terasa meriah dengan antusiasnya yang membakar semangat para peserta lomba yang akan berseluncur di atas rink ice.
Shaka. Pemuda yang mengenakan kemeja putih panjang dipadukan dengan celana hitam, terlihat sangat tampan walau hanya menggunakan penampilan sederhana yang begitu rapi. Perasaan takut, senang, sedih, dan tidak percaya bercampur menjadi satu.
Ada banyak hal yang bersemayam di pikirannya. Hari ini merupakan puncak dari segala impiannya menjadi ice skatter yang mengorbankan banyak hal. Semoga saja takdir berbaik hati kepadanya.
Shaka duduk di tepi sembari memakai sepatu skattingnya. Dengan gugup ia mengikat tali sepatunya.
Huft
Pelatih Shaka menepuk bahu Shaka menenangkan. "Semangat Shaka!!"
Shaka tersenyum tipis membalas ucapan pelatihnya. "Pasti coach!!"
<><><><><><><><>
Shaka duduk memperhatikan sekitar, memilin tangannya yang berkeringat dingin. Para penonton dengan riuh bersorak melihat atraksi yang dilakukan peserta lain. Sungguh, Shaka sangat gugup saat ini.
Namun, sebisa mungkin dia menyakinkan dirinya sendiri untuk tetap beroptimis. Ia ingin menang, memberi kabar gembira untuk orang-orang yang mendukungnya. Bundanya, Alana, adiknya, Valen, Raden, Haidar, dan juga pelatihnya. Yang pasti sekolah.
Shaka sama sekali tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah menaruh harapan besar padanya.
Dengan nomor urut yang ada pada dadanya, bertuliskan nomor 12. Shaka masih duduk di tepi menormalkan napasnya. Tidak banyak yang dapat masuk ke dalam lomba skatting tingkat Internasional ini, hanya ada 88 peserta yang mengikutinya. Dan untuk pemenang yang akan diumumkan nanti juga hanya ada 5 pemenang unggul.
Shaka berharap dapat diantar urutan itu. Menunggu saat dirinya dipanggil untuk maju, masuk ke dalam rink ice.
"Participant number 12. Figure skater Arshaka Langit Adhiyaksa!!"
Shaka dengan pelan menuju pintu masuk ke dalam rink ice. Melepas busa yang ada pada pisau di sepatunya. Memberinya pada pelatihnya, pelatihnya tersenyum menyemangati dirinya.
Shaka masuk ke dalam rink ice. Untuk pemanasan singkatnya, ia berlari memutari rink ice dengan sepatunya itu. Hanya sebentar, ia langsung mendekekat ke arah tengah-tengah. Bersiap untuk memulai lombanya ini.
Dengam sorakan para penonton yang semangat membuat semangat Shaka terbakar. Ia bertekad akan memenangkan lomba Internasional ini.
Memejamkan matanya menunggu irama musik yang mengalun. Dengan indah irama itu mengalun, Shaka membuka pejaman matanya. Tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Teen FictionPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...