Berhati-hatilah dengan siapa engkau akan membuat kenangan. Sebab, beberapa memori dalam hidupmu manusia itu tidak akan tergantikan oleh siapapun.
-Someone-
<><><><><><><>
Nb: chapnya panjang. Bacanya pelan-pelan dan dihayati oke teman?
<><><><><><><><><>
Gelapnya langit dan turunnya hujan menambah kesan dingin di ruangan itu. Seseorang menatap setiap tetesan hujan yang turun melalui jendela dengan tatapan sendunya. Terkekeh singkat menyadari hidupnya sudah tak lama lagi. Lima hari. Lima hari terakhir dirinya untuk bertahan.
Mata Shaka berkaca-kaca, lima hari bukan waktu yang lama. Menurutnya itu sangat singkat.
"Kenapa takdir jahat banget sama gue? Gue salah apa? Hujan, kenapa setelah semuanya membaik, takdir gue yang justru memperkeruh suasana. Kenapa?"
Lirih suara Shaka terucap dalam keheningan pagi ini. Shaka memejam, separah itu kah sakitnya? Ternyata ia selemah ini untuk melawan.
"Gue mau memulai semuanya sama ayah..."
".....kenapa susah ya Tuhan?!" Shaka terisak.
Ceklek
Pintu terbuka tak membuat perhatian Shaka teralihkan. Lelaki paruh baya dengan wanita paruh baya juga yang sudah resmi bercerai beberapa bulan lalu memasuki ruangan rawat Shaka. Dengan aliran air mata yang tercetak di wajah mereka berdua.
"Shaka...."panggil Allea dan Ardian melirih. Shaka menaikan kepalanya yang tertunduk, dengan mata sembab dan sayu, Shaka membalas tatapan orang tuanya itu.
Shaka tersenyum sendu, menghapus air matanya. Hati seorang ibu mana yang tidak sakit melihat anaknya seperti ini. Allea langsung memeluk tubuh ringkih Shaka yang semakin lama semakin mengurus dan mengecil.
"Hiks, bunda enggak mau kehilangan Shaka. Bunda enggak mau!!" Allea meraung-raung memeluk Shaka.
Tangan Shaka bergerak menghapus air mata bundanya. Tersenyum dengan masamnya. "Shaka enggak suka bunda menangis, apalagi karena Shaka. Cukup Shaka yang ngerasa sakitnya, jangan bunda,"
Ardian mendekat ke arah ke duanya, memeluk tubuh Shaka juga. "Ayo kita ke luar negeri untuk pengobatan, nak. Ayo! Ayah enggak mau kehilangan kamu, ayo kita mulai semuanya!"
Shaka membalas pelukan hangat ke dua orang tuanya itu. Dengan tumpahan air mata yang deras. "Shaka bahagia. Shaka bahagia terlahir dari keluarga ini, jadi anak ayah dan bunda. Shaka juga bahagia karena ayah Shaka yang dulu udah balik lagi!! Mungkin waktu Shaka untuk bahagia udah habis bunda, Shaka udah berhasil rebut hati ayah lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA DAN DUNIANYA || Completed
Teen FictionPemuda penyuka camera dan dunia tentang skatting. Tak hanya itu, ia juga sangat menyukai senja, malam, pelangi, dan hujan. Pemuda yang sangat sabar, kuat, penyayang, dan lembut. Pemuda yang sangat suka mengabadikan segala kenangan. Ya, dia adalah Ar...