Happy Reading!
~~~
Terik panas matahari membuat laki-laki jakung kepanasan yang berdiri di tengah lapangan sedang menjalankan hukumannya, keringat yang sebesar biji jagung yang bercucuran membasahi rahang tegasnya, betapa kuatnya pesona yang ia keluarkan saat ini. Ditambah lagi alis tebal dan hidung yang begitu mancung, betapa tergila-gilanya perempuan bila melihatnya.
"Ah sial! Gerah banget!" gumam Dion itu dengan kesal.
Dion berdecak melirik jam tangannya,"istirahatnya masih setengah jam lagi!"
Setelah kejadian Dion yang menabrak pak Anton dan tidak mengerjakan tugasnya Dion berakhir di hukum.
"Nih minum dulu..." tiba-tiba Ilmi datang menyodorkan sebotol air mineral ke Dion.
Dion hanya menatap cuek gadis itu tanpa mengambil air yang diberikan untuknya, Ilmi yang merasa dirinya diabaikan oleh Dion menatap sebal kearah cowo itu.
"Dih sok cuek banget lo!" maki Ilmi.
"Hmm!"
Ilmi berdecak, ia menarik ujung seragam Dion dan menyeret cowo itu kepinggir lapangan. Dion yang di seret oleh Ilmi hanya diam tanpa ada perlawanan.
"Duduk!" titah Ilmi.
Lagi-lagi Dion hanya menatap datar Ilmi yang ada di depannya, mengabaikan perintah gadis itu dan tidak mengeluarkan satu katapun.
Ilmi merasa geram dengan sikap Dion yang tiba tiba cuek ke padanya, "duduk Ferdion Athala!" Ilmi tersenyum manis dengan terpaksa dan menekan nama panjang cowo itu.
Kali ini Dion menurut apa kata Ilmi, ia mendudukan dirinya di pinggir lapangan tanpa memperdulikan gadis yang masih berdiri menatapnya kesal.
Ilmi menghela nafas sabar dan ikut duduk di samping Dion,"nih minum dulu!"
Dion melirik air yang disodorkan oleh Ilmi dan mengambil dari tangan gadis itu.
Ilmi menghembuskan nafasnya bosan, sedari tadi ia hanya bermain ponsel di dalam kelas, karena setelah pelajaran pak Anton selesai kelasnya menjadi jamkos di kerenakan ibu Irma yang sedang sakit, jadi ia memilih untuk keluar dari kelasnya menuju ke kanting hanya untuk sekedar membeli beberapa cemilan dan sekalian membelikan air untuk Dion.
Gadis itu melirik Dion yang hanya diam, tidak seperti biasanya yang selalu membuat dirinya kesal.
"Diam-diam aja lo!" celutuk Ilmi menangkup wajahnya menatap Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...