Happy Reading!
~~~
"FRISKA!"Kaki Danang terasa berat untuk sekedar melangkah menghampiri Friska yang tidak sadarkan diri, apalagi terdapat lebam yang sudah kebiruan disekujur tubuh gadis itu. Sama halnya dengan teman-temannya, Ilmi tercengang melihat dari beberapa meter darinya bagaimana kacaunya Friska saat ini, Entah apa yang mereka lakukan terhadap Friska.
Danang memaksakan kedua kakinya untuk melangkah,"Friska..." ia menanggil nama gadis itu dengan lirih.
Pemuda itu mengangkat kepala Friska dan meletakkan dipangkuannya, ia menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah gadis itu mengusap luka diujung bibir dan juga lebam di pipi Friska.
"Bantuin gue bawa Friska ke rumah sakit!" teriak Danang setelah mengangkat tubuh Friska.
Firdaus bergegas mencari taksi, setelah mendapatkan taksi Firdaus membukakan pintu untuk Danang, dengan hati-hati Danang membawa masuk Friska kekursi tumpangan. Sesusah membantu Danang, Firdaus menutup pintu taksi itu kemudian menyusul yang lain untuk mengambil motornya.
Satu-persatu mereka meninggalkan tempat itu mengikuti taksi yang di tumpanginya dari belakang.
°•🐒•°
Suasana didepan ruang UGD menjadi senyap, diantara mereka tidak ada yang mengeluarkan sedikit suara setelah Friska dibawa masuk keruang UDG, mereka sama-sama membisu mengkhawatirkan teman mereka yang berada didalam sana.
Ilmi menatap pintu UGD dengan pikiran yang melayang kemana-mana,
ia yakin jika dirinya ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Rasa bersalah menyerangnya, karena dirinya Friska jadi terluka.Gadis itu menununduk seraya menghela nafas berat, mengapa ia tidak bisa tenang? Sudah satu bulan masalah seperti ini tidak menghampirinya, tapi mengapa sekarang harus datang lagi? Bahkan sampai melibatkan sahabatnya Friska hingga melukai gadis itu yang jelas jelas tidak ada salah sama sekali.
Dion yang yang berdiri di samping Ilmi yang tengah duduk, mengelus surai panjang gadis itu dengan lembut.
"Friska pasti akan baik-baik aja, oke?" ucap Dion menenangkan.
Gadis itu mengagguk pelan, beralih menatap Danang yang berdiri menyandar ditembok sambil memejamkan matanya. Ia beranjak dari duduknya berjalan ke arah Danang.
Danang membuka matanya saat seseorang memegang pundaknya, cowo itu menatap teduh gadis yang ada dihadapannya seraya tersenyum lembut kepadanya.
"Jangan sedih dong! Friska nggak bakalan kenapa-napa."
Danang terkekeh mendengar ucapan gadis dihadapannya ini, lain halnya dengan Ilmi yang kebingungan saat temannya ini terkekeh, memang ada yang lucu kah?
"Lo kenapa Nang?" tanya Ilmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...