Happy Reading!
~~~
"ILMI!" teriak Dion
Dion terbangun dengan nafas yang terengah-engah dan keringat dingin yang membasahi tubuhnyanya, ia mengusap wajahnya lalu mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya.
Mimpi itu, mimpi yang bagaikan nyata baginya membuat perasaannya merasa tidak tenang, memang itu hanya sebuah bunga tidur tapi entah mengapa rasanya sangat nyata. Dion melirik jam yang tertempel di dinding, sebelum turun dari tempat tidurnya ia menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan lalu pemuda itu berjalan kearah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Dion keluar dari kamar mandinya lengkap dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya, cowo itu menyambar tasnya lalu keluar dari kamar.
"Ibu," panggil Dion menghampiri ibunya yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.
Tania menatapa anak sulungnya,"Udah mau berangkat? Kamu nggak sarapan dulu?" tanya wanita paruh baya itu.
"Di sekolah aja Bu, keburu telat nanti," ucap Dion kemudian mengambil segelas susu putih dan meminumnya hingga tandas, setelah habis cowo itu menyimpannya diwatsel
"Dion izin pulang malam ya Bu, mau lanjut nyari Ilmi." pamit Dion sambil mencium tangan Tania.
"Iya tapi jangan kelamaan ya! Ayah kamu juga bantuin nyariin Ilmi jadi nggak usah khawatir." Tania tersenyum lembut sambil mengelus surai hitam anaknya, setelah Dion menceritakan tentang hilangnya Ilmi dirinya sempat memarahi anaknya itu.
Dion mengagguk,"Dion usahain, yaudah Dion pamit Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumussalam hati hati!"
"Iya bu." ucap Dion kemudian berbalik berjalan kearah pintu keluar.
Dion menuju kebegarasi, cowo itu memilih masuk kedalam mobilnya. Sekarang ia tidak menggunakan motor miliknya dulu karena ia akan mencari Ilmi bersama kelima temannya, Dion menyalakan mesin mobilnya lalu melajukannya keluar dari pekarangan rumahnya.
Cowo itu menghentikan mobil yang ia kendarai lalu menurunkan kaca mobilnya menatap kearah rumah Ilmi yang sekarang terdapat dua polisi dan juga orang tua gadis itu yang tengah mengkhawatirkan anak gadisnya yang hilang, Dion merasa dirinya gagal tidak bisa menjaga Ilmi. Ia meninju stir mobilnya guna melampiaskan kemarahannya terhadap dirinya sendiri.
"Ini salah lo Dion! Lo nggak becus jagain satu perempuan aja! Lo tolol Yon lo brengsek! Arrgghh!" sesalnya.
Dion mengatur nafasnya kemudian membuka pintu mobil, dan berjalan menghampiri kedua orang tua Ilmi.
"Om..."
Papa Ilmi mengalihkan pandangannya kearah pemuda yang baru saja memanggilnya, pria paruh baya itu mengepalkan kedua tangannya dengan berjalan cepat menghampiri Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...