Hapoy Reading!
"Dek! Kenapa nggak di buang sampahnya?" Rana berkacak pinggang seraya menatap tajam Ilmi yang tengah menonton Spongebob di layar televisi.
"Bentar dulu deh kak! Lagi asik juga!" dengan santai Ilmi membuang kulit kacang sembarangan,"lagian pinggang gue masih sakit kak" sambungnya.
"Ck Alasan! Cepat beresin, kalo nggak gue nggak kasih lo uang jajan!" ancam Rana, kemudian duduk di atas sofa sambil memakan kripik kesukaannya
Ilmi mendengus menatap sinis ke arah Rana, berdiri dari tempat ternyamannya lalu mulai memungut sampah-sampah yang berserakan di lantai.
"Sekalian sampah di dapur juga ambil"
"Iya kak! Bacot lo ah!" sungut Ilmi kemudian berlalu dari sana dengan kaki yang di hentak hentakan.
.
.Ilmi baru saja memasukan kresek hitam yang berisikan sampah ke tempatnya, gadis itu berkacak pinggang seraya menghela nafas panjang. Pinggangnya masih terasa nyeri tetapi kakaknya menyuruhnya membuang sampah di malam hari.
Huff.... Sungguh kakak tak sayang adik!
Ilmi menghentikan langkahnya kala suara gesekan terdengar dari arah belakang, ia berbalik mengadarkan pandangannya mencari asal muasal suara gesekan itu, tetapi lama-kelamaan ia tak kunjung mendapati apa apa.
Lantas ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, tapi baru saja dua langkah lagi lagi suara itu kembali terdengar bahkan ada suara jatuh yang terdengar. Ilmi terpaksa berhenti seraya berbalik, menajamkan pandangannya serta pendengarannya
Ilmi semakin memicingkan matanya melihat siulet orang yang sedang bangun dari aspal, karena minimnya cahaya lampu jalanan di kompleknya ia tidak bisa memastikan dia manusia atau setan, bahkan atau itu zombie?
Ah mana mungkin zombie ada di dunia nyata? Ck random sekali pemikirannya ini!
Detik itu juga ia membulatkan matanya seraya berjalan mundur di kala orang itu mendekat ke arahnya dengan sedikit pincang.
"S-siapa lo? Berhenti di sana!"
Percuma, orang itu tidak meresponnya tetapi malah ke dua tangannya yang terulur kedepan layaknya seperti zombie.
"K-kenapa lo malah kayak z-zombie!" pekiknya ketakutan.
Ilmi berbalik, kemudian ia berlari tetapi sayangnya dirinya malah kesandung kakinya sendiri.
"Sialan!" desis Ilmi, meringis karena lututnya sedikit tergores dengan kerasnya aspal.
Tepat saat itu juga sepasang sepatu berhenti di hadapannya, sedikit demi sedikit Ilmi mendongakan kepalanya dengan rasa ketakutan.
"AAAAA!"
Bruk!..
°•🐒•°
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...