[40] Boo&Ay

14 2 0
                                    

Happy Reading!

~~~

Suara derap langkah kaki yang bergema disepanjang karidor sekolah, setiap orang itu melangkah dengan wajah tanpa ekspresi begitu pula aura yang dikeluarkannya sangat mengintimidasi bagi orang-orang yang ia lewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara derap langkah kaki yang bergema disepanjang karidor sekolah, setiap orang itu melangkah dengan wajah tanpa ekspresi begitu pula aura yang dikeluarkannya sangat mengintimidasi bagi orang-orang yang ia lewati. Entah sejak kapan wajah manis yang biasanya penuh keramahan kini berubah menjadi keras.

Cowo yang mengenakan seragam sekolah dimana seragam atas yang tertutupi hoodie hitam dengan tudung hoodie yang terpasang dikepala, memasuki kelasnya yang sudah ramai. Seketika sunyi mendadak saat cowo itu melangkah kearah mejanya tanpa memperdulikan orang-orang di dalam kelas itu menatapnya.

"Yon! Gawat! Danang nembak Ilmi di lapangan!" seru Firdaus yang sudah sampai di hadapan Dion.

Dion, cowo yang memakai hoodie hitam itu mendongak menatap datar Firdaus, tampkanya ia tidak peduli mendengar berita itu. Namun, sedikit rasa sakit yang menjalar dihatinya.

"Oh iya?" cuek Dion.

"Kok lo gitu? Itu cewe lo bodoh!" sentak Fiedaus, ia tidak habis fikir dengan sepasang kasih itu.

"Gue nggak peduli!"

Bohong!

Laki-laki itu bohong. Nyatanya Dion sangat peduli, mana mungkin ia rela melihat orang yang ia cinta jatuh pada ke tangan yang salah.

Firdaus menatap Dion tidak percaya, laki-laki itu mengepalkan kedua tangannya dan berlalu dari sana tanpa sekata-kata pun.

Dion memejamkam matanya dan mengambil nafas dalam-dalam, kemudiam ia berdiri dari kursi, diam-diam menyusul Firdaus kelapangan ia ingin memastikan jika Ilmi menerima Danang menjadi kekasihnya.

Saat sampai dilapangan, Dion berdiri diantara murid-murid yang menontong aksi Danang yang akan menjadikan Ilmi sebagia pacarnya. Dion mengadarkan pandangannya setiap sisi, ia dapat melihat dari sisi depan Haikal menahan Firdaus yang ingin menghentikan aksi Danang. Sedangkan, dari sisi kanan terdapat Aira yang menyungginkan senyum kebahagiaan.

Dion mengalihkan pandangannya kedepan saat Danang berlutut di hadapan Ilmi dengan sebuah boneka beruang kecil di tangannya.

Ilmi tidak suka boneka, gadis itu hanya menyukai Boba.

Sorak riuh terdengar dari segala sisi saat Danang mengambil satu tangan Ilmi dan mencium punggung tangan gadis itu.

Darah Dion mendesir menyaksikan itu, rasanya ia ingin menghabisi Danang saat ini juga. Berani sekali ia mencium tangan Ilmi, sedangkan dirinya saja sedikit takut saat mencium kening gadis itu.

"Ilmi... Would you be my lover?"

Dion meninggalkan lapangan dengan hati yang membara, tujuannya saat ini adalah rooftop. Tanpa menyelesaikan tontonan dilapangan itu.

Boo&Ay [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang