[57] Boo&Ay

32 2 0
                                    

Happy Reading!

Danang menyeringai menatap cctv dalam tablet-nya yang menampilkan Roby, Dion dan juga Ilmi yang kini sedang mengendap-ngendap berjalan. Danang berseru saat Dion dan Roby mulai menumbangkan satu-persatu anak buahnya.

Namun satu titik yang mengalihkan pandangan Danang, mata laki-laki itu membulat sempurna menatap gadis dibelakang Dion yang dengan nekad melawan anak buahnya. Danang yang setia melihat keahlian Ilmi dalam bela diri, secara terang-terangan laki-laki tersenyum menatap kagum setiap pergerakan Ilmi. Ia tidak tahu jika selama ini Ilmi pintar bela diri.

Ia tidak menyangka pertarungan ini akan menjadi lebih seru. Niat hati hanya ingin memancing Reza untuk menyamakan seperti Aira namun diluar dugaan, Ilmi dan lainnya ikut terpancing.

Tapi menurutnya ini sungguh luar biasa, dengan begitu ia lebih mudah menyingkirkan Dion saat ini juga.

"Nggak salah gue suka sama lo Ilmi, gue makin ingin cepat rebut lo!" senyum mengembang dibibir laki-laki itu, tersirat obsesi yang sangat dalam membuat dirinya ingin segera bersama Ilmi.

Danang memberikan tablet itu kepada anak buahnya.

"Siapkan senapan saya! Dan kumpulkan semua anggota anak buah dibawah!"

"BAIK TUAN!" seru Tian kemudian membungkuk untuk segera pamit melaksanakan tugas yang diberikan oleh anak majikannya.

Danang memasukkan tangannya kesaku celana kemudian berbalik kebelakang menghadap gadis yang kini sudah tak bernyawa.

"Nggak sia-sia gue bawa lo Ra! Selamat tinggal, semoga lo ketemu Friska dan sampaikan salam gue kedia." ucapnya lalu segera mungkin meninggal ruang bawah tanah itu.

°•🐒•°

Waktu yang sama, ruangan karidor utama kini diselimuti oleh keheningan, dan ketegangan.

Sementara Dion menggenggam erat pistop miliknya, laki-laki itu terlihat kebingungan dan frustasi. Ia tidak tahu dengan cara apa menyelamatkan Ilmi sekarang. Ia menyesal membawa Ilmi ikut bersamanya, jika begini apa yang ia harus lakukan. Sedangkan Reza belum menunjukkan batang hidungnya, dan dimana teman Reza yang katanya akan membatu mereka dengan jarak jauh.

Saat ini ia tidak bisa menembak orang sedang menyandera Ilmi, terlalu bahaya bagi keselamatan gadis itu. Ia tidak ingin mengambil resiko yang akan ia sesali nantinya.

"Waahh, ada tamu ternyata. Udah lama ya?" Danang menyapa mereka dengan ramah, ia melirik Dion yang terdiam kaku ditempatnya. Laki-laki itu memberikan senyum miring kepada Dion yang langsung membuat Dion berdesisi tajam.

Sementara ditempat lain Reza mengacaukan barang-barang yang didalam kamarnya.

"PAPA! BIARIN REZA PERGI"

"TEMAN-TEMAN REZA BUTUH BANTUAN PA! MEREKA DALAM BAHAYA!"

Reza terus menggedor pintu kamarnya sangat keras, persetan dengan pintu kamarnya yang akan rusak nantinya, nyawa teman-temannya lebih berharga dari pada pintu kamarnya yang rusak.

"Za! Za! Gawat! Danang mau nembak teman lo deh kayaknya Za!" suara seseorang terdengar dari airphon yang terpasang ditelinga Reza.

Boo&Ay [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang