Happy Reading!
~~~
Kini sudah menunjukan jam 00:20 malam, dua jam lebih Dion dan teman-temannya masih mencari keberadaan Ilmi, mereka mencari kesana kemari tetapi hasilnya hanya nihil, diantara mereka tidak ada satupun yang berhasil menemukan Ilmi.
Dion berjalan dengan kepala yang menunduk menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul bahkan, Rana pun ada diantara mereka yang kini sedang khawatir dengan keadaan adiknya. Saat Rana yang ingin bersiap-siap untuk tidur tiba-tiba saja, Aira menelponnya dan memberi tahukan bahawa adiknya sedang hilang.
Rana yang panik melajukan mobilnya dengan kesetanan menuju tempat yang dikunjungi oleh adiknya dan juga teman-temannya, gadis yang berusua 21 tahun itu sempat histeris dan marah-marah kepada Dion.
"Yon? Maafin gue yang sempat marah-marah sama lo tadi." ucap Rana dengan tulus.
"Kak Rana wajar marah sama gue! Harusnya gue yang minta maaf kak! Maafin Gue, gue terlalu teledor nggak bisa jagain Ilmi!" Dion mendongak, tersirat dari matanya ada sebuah rasa penyesalan dan juga kekhawatiran.
"Sekarang kita semua pulang dulu, kita lanjutin pencariannya besok dan lapor ke polisi!" ujar Haikal.
Dion menatap satu persatu wajah mereka yang seperti sudah kelelahan mencari Ilmi, cowo itu mengaggukan kepalanya lalu menghelas nafas.
"Sorry ya kalau gue ngerepotin kalian." ucap Dion dengan perasaan yang tidak enak.
"Ngomong apasih lo!" Friska menatap tidak suka ke arah Dion,"kita semua itu teman! Masa kita santai-santai aja saat salah satu dari kita ada yang kesusahan, bahkan kita semua akan merasa bersalah kalau kita nggak bisa bantu apa-apa!"
"Friska benar! Lo seharusnya nggak boleh ngomong gitu! Kita semua akan mencari Ilmi sampai ketemu!" Firdaus menimpali seraya menepuk-nepuk pundak Dion.
Dion mengagguk dan tersenyum,"yaudah kalian sekarang pulang."
Mereka semua mengangguk dan berjalan kearah kendaraannya masing-masing, kini mobil Rana yang memimpin jalan diikuti dari belakang tiga motor dibelakang mobilnya. Saat sampai dipertigaan, Dion dengan Haikal dan juga ketiga temannya berpisah.
Dion melajukan motornya dengan hati-hati mengikuti mobil Rana didepan sana.
"Lo di mana Ay?" batin Dion, sungguh saat ini hatinya dan pikirannya gelisah. Pikiran cowo itu hanya dipenuhi oleh Ilmi, ia tidak akan bisa memaafkan dirinya apabila gadis itu terjadi sesuatu yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...