Happy Reading!
~~~
Ilmi bergerak memberikan segelas air putih kepada Friska,"minum dulu." ucapnya, setelah itu ia kembali mengambil gelas tersebut saat Friska sudah meminumnya.
Wajah Friska menunduk, menatap kosong lantai yang ia pijak. Gadis itu tanpak kacau, rambut yang acak-acakan dan kantung mata menghitam pertanda gadis itu tidak tidur semalaman, dan jejak air mata yang masih terlihat di pipinya.
Friska menoleh kesamping menata abangnya yang tampak kacau seperi dirinya, lalu menatap mamanya yang masih setia menutup matanya. Bahu gadis itu kembali bergetar mengeluarkan isak tangis yang amat menyedihkan.
"Kenapa gue yang harus rasain? Gue salah apa?" tanyanya entah kepada siapa.
"Apa karena kesalahan bokap gue di masa lalu begitu parah, hingga gue yang harus tanggung semuanya?"
"Kenapa harus gue? KENAPA!"
Friska memukul dadanya yang terasa sesak.
"Gue udah nggak sanggup, gue pikir Danang ngelakuin semua ini hanya karena dia ingin mencelakai kalian. Tapi gue salah, dia memang punya dendam sama keluarga gue!"
"Rasanya gue pengen mati aja! Kenapa kak Reza dan bang Lean nggak biarin gue mati aja?"
".....kenapa malah bantuin gue buat sembuh! Padahal gue udah berharap, nggak bakalan rasain penderitaan ini lagi!"
Kini Friska sudah berada diatas lantai bukan lagi duduk diatas kursi rodanya, gadis itu mengeluarkan isi hatinya yang sudah dia pendam selama bertahu-tahun.
Lean menghampiri adiknya menghentikan aksi gila Friska yang memukul lantai dengan brutal.
"Dek," Friska mendongak menatap Lean.
"Capek banget ya? Maafin abang, gue nggak pernah tau kalau lo yang tanggung penderitaan keluarga kita!" bibir laki-laki itu bergetar, lantaran tak bisa menahan tangisannya.
"Abang selalu nutup mata sama lo! Padahal abang sangat sayang sama lo dek! Maafin abang."
Lean menatap wajah Friska yang berantakan, ia merapikan rambut Friska dan mengusap air mata adiknya itu. Lean menutup kedua matanya bersamaan air mata yang mengalir dari matanya.
Laki-laki itu membuka matanya, menatap Friska seraya tersenyum penuh arti.
"Kali ini abang bakalan bantuin lo lepas dari penderitaan dunia ini..."
"Abang sayang sama Friska, maafin abang!"
Jleb!
Waktu begitu berhenti tanpa ada yang menduganya, Lean menusuk tepat dijantung Friska. Mereka semua terkejut bukan main melihat Lean begitu nekad menusuk adiknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...