Happy Reading!
~~~
"Brengsek!"
PRANG!
Kepihan tablet yang tak terbentuk lagi saat Danang melempar cukup kuat tablet milik tangan kanan Papanya hingga menghantam dinding kemarnya, dada laki-laki itu naik turun serta nafas yang ikut memburu dan tangan mengepal, menampilkan urat-urat dikedua tangannya.
Beberapa menit yang lalu, saat hendak berangkat kesekolah tiba-tiba tangan kanan Papanya mencegahnya dan memberikan tablet kepadanya, memperlihatkan sebuah vidio yang tengah diputar dimana dirinya ada didalam vidio itu yang sengaja membuat Friska jatuh dari atap gedung.
Tentu saja vidio itu membuatnya terkejut, berarti saat ia pergi kegedung itu sudah ada yang menguntitnya dari belakang.
Tapi siapa?
Danang menutup kedua matanya guna meredakan emosi didalam dirinya, ia kembali duduk dikursi dalam ruang pribadinya.
"Siapa-pun lo, gue pastiin bakal nemuin lo anjing!" geram Danang sembari memutar kursi yang ia duduki.
Pemuda itu mengusap dagunya yang masih pada posisinya memutar kursi miliknya, jika ia tidak bisa menemukan pelaku menyebarkan vidio itu maka, ia akan melakulan cara lain. Sesaat ia menyeringai kemudian menghentikan kegiatannya, ia beranjak dari tempat ternyamannya dan memilih berjalan kearah pintu keluar dari ruang pribadinya. Saat usai menutup kembali pintu itu, ia dikejutkan dengan suara beriton dari belakangnya.
Kemudian ia berbalik, sedikit terhenyak mendapatai papanya yang berdiri menjulang dengan kedua tangan yang bersedekap, dan menatap dirinya tajam. Buru-buru ia merubah mimik wajahnya lebih santai dan membalas tatapan tajam Papanya dengan sedikit tersenyum walaupun, rasa gugup menghapiri hatinya saat ini.
"Pah.." panggil Danang seraya menghampiri Papanya,"kapan Papa ad-"
Plak!..
Wajah Danang tertoreh kesamping dikala Anggara-papanya memberikan tamparan keras, pemuda itu mengangkat wajahnya dan memegang bekas tamparan papanya, ia menatap tidak suka pria paruh baya yang berdiri dihadapannya beberapa jengkal.
"Apa kamu sadar, apa yang sudah kamu lakukan Renza?" bentak Anggara seraya menarik kerah baju anaknya, bahkan pria tua itu menyebutkan nama depan anaknya yang jelas-jelas Danang tidak sukai.
Urat-urat Danang bermunculan dikedua tangannya saat mengepalkannya hingga di sekitar leherpun sangat jelas terlihat, sangat kentara laki-laki itu tengah emosi mendengar Papanya menyebutkan nama depannya.
"Karena obsesi kamu, membuat PAPA MALU ATAS TINDAKAN NEKAT KAMU RENZA DANANG PRAMANA!"
"CUKUP PAH!" teriak Danang di depan wajah Papanya seraya menarik kuat rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...