Happy Reading!
~~~
Ilmi mengecek jam, waktu sudah menunjukkan jam delapan malam,"waktu cepat banget, nggak kerasa besok udah 2023." gadis itu menggaruk kepalanya bingung.
"Ini kan malam minggu, pas banget sama yang punya pasangan. Gue kapan?" beo Ilmi.
Derrrt... Derrrt
Suara ponsel manyadarkam Ilmi dari lamunannya, ia mengambil ponsel dan melihat nama yang menelponnya.
+62 857*********
Ilmi menyerngitkam dahinya menatap nomor baru yang muncul dilayar ponselnya.
Ragu-ragu gadis itu menggeser tombol hijau kearah kanan,"ya?"
"Gue didepan rumah lo, sana lo siap-siap!" tita seorang laki-laki dari seberang sana.
Ilmi mengerjapkan matanya, ia menatap lamat ponselnya. Gadis itu sudah menebak jika suara itu adalah suara Dion.
"Lo masih nafas kan?" celetuk laki-laki itu membuat Ilmi tersentak.
"Ngapain lo nangkrin depan rumah gue?" tanya gadis itu bingung.
"Ck! Banyak nanya!"
"Buruan sana lo siap-siap! Gue tunggu tiga menit dari sekarang!" tukas Dion, dan mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.
Ilmi menganga terheran-heran, kemudian gadis itu melempar ponselnya miliknya keatas kasur.
"What the fuck Dion!" umpatnya.
°•🐒•°
Suara pintu mengalihkan atensi Dion, ia memandang gadis yang sedang berdiri dihadapanya dengan seyuman yang dipaksakan.
"Ayo!" ajak Ilmi yang sudah merubah mimik wajahnya menjadi ketus.
"Ayok!" Seru Dion menarik tangan Ilmi menuju ke arah motornya.
Dion memasang helmnya,"Udah?" tanya Dion dari balik helmnya seraya menengok kebelakang.
"Iya udah..." balas Ilmi yang masih saja mempertahanka wajah ketusnya
"BERANGKAT!" teriak Dion menjalankan motornya dengan semangat tanpa peduli dengan wajah gadis dibelakangnya.
Setelah tiba tempat yang mereka berdua tuju, yaitu festival akhir tahun. Yang sebelumnya wajah Ilmi terlihat ketus kini gadis itu seperti anak kecil berloncat-loncat melihat banyaknya jajanan ditempat itu. Sementara Dion, laki-laki itu hanya pasrah Ditarik kesana kemari oleh Ilmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo&Ay [TAMAT]
Teen FictionIni bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion harus bersabar menerima berbagai rintangan yang ada dalam hubungan mereka, melalui segala hal untuk m...