[37] Boo&Ay

17 2 0
                                    

Happy Reading!

~~~

Ditengah lebatnya hujan, Dion melajukan motornya membela ibu kota yang tidak padatnya oleh kendaraan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditengah lebatnya hujan, Dion melajukan motornya membela ibu kota yang tidak padatnya oleh kendaraan. Laki-laki itu seperti orang kesetanan membawa motor tanpa memperdulikan dirinya sendiri, pikirannya saat ini hanya tertuju pada Ilmi, ia takut hal yang pernah terjadi terulang kembali dan berakhir mencelakai Ilmi.

Dengan keadaan kacau saat ini, ia yakin Putri atau sekarang yang menjadi Aira merencanakan sesuatu, ditambah Danang yang ingin balas dendam kepada Ilmi.

Tapi... Tidak mungkin. Danang suka Ilmi, lalu mengapa ia memacari Friska? Dan selama ini dia hanya berpura-pura.

Dan juga ia merasa janggal dengan kematian Friska, instingnya mengatakan jika Danang yang membuat Friska seperti ini. Merancanakan sesuatu untuk menjadikan korban Friska dan mengadu dombakan dirinya dan juga Ilmi.

Tapi apa alasan Danang menjadikan Friska korban?

Sedangkan dilain tempat, Ilmi berjalan seorang diri dengan keadaan tidak dibilang baik-baik saja, dan hujan tidak berhenti membasahai tubuhnya. Gadis itu hanya menatap kosong kedepan disertai pikiran yang berkecamuk.

Temannya sudah menjadi korban dan berakhir tiada karena dirinya. Ia pantas disalahkan, Danang berhak balas dendam atas kematian Friska.

Permasalaha ini bermula dari dirinya, jika saja waktu itu ia tidak meladeni Reza pasti semuanya akan baik-baik saja. Namun, dia harus berbuat apa? Semuanya telah terjadi karena ulahnya sendiri.

Ia terkekeh meratapi semuanya, apakah setelah Friska akan ada korban selanjutny?

Tidak! Ia tidak akan membiarkan itu terjadi lagi, ia harus menghentikannya.

Tapi... Dengan cara apa?

Apakah ia harus menjauhi teman-temannya, termasuk Dion? Tapi rasanya ia tidak sanggup melakukan itu.

Ilmi berhenti melangkah, menjambak keras rambutnya sendiri.

"ARRGGHH!..."  jeritnya dan tubuh yang ikut meluruh kebawah.

"Hiks... Hiks..."

"Gue capek, gue capek! Hiks..."

Ia kira selama sebulan yang berlalu hidupnya akan kembali aman. Namun ia salah perkiraan justru, dia datang kembali dan membuat masalah yang lebih fatal dari sebelumnya.

Gadis itu menunduk dibawah derasnya hujan, dengan punggung yang bergetar hebat karena isak tangis tak berhenti keluar.

Dari beberapa meter arah depan Dion berdiri disana menyaksikan betapa kacaunya Ilmi saat ini, saat melihat gadis itu menjambak rambutnya dan mendengar jeritannya, darahnya ikut mendesir merendam amarah di dalam dirinya. Ia tidak sanggup melihat keadaan Ilmi sekarang ini, hatinya sakit seakan dihantam oleh beberapa benda.

Boo&Ay [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang