Bab 1

63.6K 684 2
                                    

Happy Reading...

Sofia dan Gina meninggalkan ruang kelas usai mata kuliah terakhir selesai.

"Lu langsung balik?" Tanya Gina

"Iyaa nih, gue langsung cabut aja kayaknya"

"Lu balik sama siapa? Mau gue anter?" Sofia menawarkan diri

"Lu duluan aja, sopir gue udah dijalan bentar lagi juga sampai" Ujar Gina

"Ohh okey gue duluan kalau gitu, byee" Pamit Sofia

"Tiati lu" Pesan Gina

Sofia mengangguk, setelah itu ia meninggalkan Gina yang sedang menunggu sopirnya menjemput.

Sofia dan Gina adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan bisnis. Mereka sudah berteman sejak awal kuliah. Sofia malas berteman dengan orang lain dan hanya dekat dengan Gina. Karena cuma Gina yang tulus berteman dengan dia. Teman-teman nya yang lain ingin berteman dengan Sofia karena dia anak orang kaya, Sofia sudah muak dengan manusia-manusia seperti itu.

Sofia memarkirkan mobilnya di basement apartement. Kemudian kakinya melangkah kedalam lift, tangannya menekan tombol 20 lantai teratas di gedung ini.

Ting..

Terdengar suara lift pertanda ia sudah sampai. Sofia keluar dari lift menuju satu-satunya ruangan yang ada di lantai tertinggi ini.

Klik.. Pintu apartemen terbuka setelah Sofia menempelkan sidik jarinya di pintu. Segera Sofia masuk kedalam apartemen menuju kamar, meletakkan tas kuliahnya asal kemudian berlalu kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setengah jam dihabiskan oleh wanita itu untuk mandi dan bersih-bersih. Selesai memakai skincare, Sofia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya terasa berat, tak butuh waktu lama Sofia tertidur dengan masih memakai kimono mandinya. Langit diluar sudah berwarna jingga pertanda senja akan segera datang.

🍀🍀🍀

Johan Narendra adalah pria dewasa yang memasuki usia 35. Eitss tapi jangan salah, walaupun hampir kepala empat tetapi banyak wanita yang menggandrungi laki-laki itu. Untung Johan bukan lelaki mata keranjang yang hobby tidur dengan mana-mana wanita.

Ilustrasi Johan dikantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi Johan dikantor

Johan sedang menatap keluar jendela melihat pemandangan langit sore yang sebentar lagi akan berganti malam.

Tok.. Tok..

Dari balik pintu muncul pria yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus sahabat Johan itu.

"Belum pulang bos?" Basa-basi Hendri

"Hmm" Gumam Johan

"Nih laporan yang lu minta tadi udah gue kerjain" Hendri meletakkan laporan itu di atas meja kerja Johan

"Thanks" Ujar Johan

"Okelah gue cabut dulu, awas kesambet lu melamun lama-lama" Ucap Hendri menggoda bos sekaligus sahabatnya itu.

Johan menatap Hendri tajam, tak butuh waktu lama Hendri sudah bergegas meninggalkan Johan. Dia takut temannya itu mengamuk.

Johan dan Hendri sudah berteman sejak zaman kuliah. Hendri yang malas bekerja di perusahaan ayahnya memutuskan untuk bekerja dengan Johan. Johan adalah pemimpin perusahaan Domione Group. Perusahaan itu bergerak di bagian industri yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi.

Hampir 7 tahun berdiri, Domione Group semakin berkembang maju. Ada banyak perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan milik Johan.

Domione sempat mengalami kemunduran di tahun ke empat, saat Johan sebagai CEO mengalami masalah yang cukup mengguncang psikis nya. Rumah tangga nya yang masih berumur 2 tahun mendadak kandas ketika ia mengetahui istrinya, Selene Moera berkhianat dan tidur dengan rekan bisnis nya. Tentu saja hal itu menjadi pukulan keras bagi Johan, dia yang mencintai istrinya tetapi dibalas dengan perselingkuhan. Johan sempat mengurung diri hampir setahun setelah menceraikan Selene. Baginya tidak ada kata maaf untuk pengkhianatan.

Dua tahun terakhir ini Johan kembali bangkit mengurus perusahaan nya. Persetan dengan cinta, Johan sudah mati rasa untuk mengenal kata cinta. Bahkan sejak itu dia membangun tembok yang tinggi dengan yang namanya perempuan. Kecuali keluarga nya.

Lanjut?
Jangan lupa komen and vote☺

Not My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang