"Selamat pagi semua" Johan menatap beberapa orang yang ada di depannya, termasuk Dodi orang tua angkat Sofia alias oom nya Sofia.
"Mohon maaf sebelumnya, karena kunjungan saya yang mendadak ke perusahaan Medika Jaya ini" Lanjut Johan
"Saya Johan Narendra, mungkin diantara kalian sudah ada yang mengenal saya. Langsung ke intinya saja, tujuan saya datang kesini adalah untuk mengumumkan bahwa saya akan mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini" Ujar Johan to the point
Seketika ruangan rapat dipenuhi oleh suara orang yang saling berbisik.
"Tidak bisa, kamu siapa seenaknya ingin mengambil alih perusahaan ini?" Ucap Dodi penuh emosi
"Tenang pak Dodi, biar saya jelaskan. Perusahaan ini adalah milik Rudi Hartono, beliau memiliki satu orang anak perempuan bernama Sofia Arianne yang sekarang menjadi istri saya. Sebelum mertua saya meninggal, beliau sempat menuliskan wasiat jika perusahaan ini akan di pimpin oleh anaknya saat berusia 25 tahun. Karena umur istri saya masih 23 tahun jadi untuk sementara perusahaan ini akan saya pegang" Beritahu Johan panjang lebar
"Saya tidak Terima, saya adalah adik kandung dari Rudi Hartono. Saya yang lebih berhak memimpin perusahaan ini sampai umur keponakan saya 25 tahun. Apalagi selama ini saya yang merawat Sofia sejak orang tuanya meninggal" Bantah Dodi tak Terima
"Pak Dodi benar, anda tidak bisa langsung mengambil alih perusahaan begitu saja, bagaimana pun pak Dodi adalah adik kandung nya pak Rudi" Ujar pria seumurannya yang Johan ketahui namanya Anto.
Sebelum datang ke perusahaan ini, Johan terlebih dahulu mencari tahu mengenai orang-orang yang ada di perusahaan itu.
Johan meminta beberapa berkas kepada sekretaris nya. Hendri yang juga ikut bersama Johan, memberikan berkas yang Johan minta.
"Saya tidak mungkin asal-asalan mengambil alih perusahaan ini. Ini adalah berkas yang berisi surat wasiat dari mertua saya dan ini berkas pengalihan wali yang dibuat oleh istri saya. Sofia sudah menjadikan saya sebagai walinya, jadi sambil menunggu umur istri saya genap 25 tahun maka untuk sementara perusahaan ini akan saya pegang" Jelas Johan sambil menunjukkan berkas yang dibawanya sebagai bukti
"Kurang ajar, kamu pasti mengambil kesempatan dari keponakan saya agar bisa memiliki perusahaan ini kan" Ucap Dodi penuh emosi, bisa-bisa usahanya selama ini akan sia-sia.
Johan tersenyum miring.
"Pak Dodi, mungkin anda tidak mengenal saya, tapi anda bisa bertanya kepada orang-orang disini yang mengenal saya. Saya tidak perlu repot-repot memaksa istri saya untuk memberikan perusahaan ini, saya sudah memiliki perusahaan sendiri. Saya sebenarnya juga tidak ingin mengambil alih perusahaan ini, karena ini adalah permintaan istri saya jadi terpaksa saya setuju"
"Jika kalian masih tidak percaya, kalian bisa menghubungi langsung Notaris yang mengurus masalah wasiat dan warisan mertua saya. Dan perlu di ketahui bahwa mertua saya, pak Rudi memiliki saham 60% di perusahaan ini. Di dalam warisan ini dituliskan jika 30% sahamnya sudah diberikan kepada Sofia sejak beliau meninggal. Dan 30% nya lagi akan diberikan kepada Sofia begitu umurnya 25 tahun. Jadi pak Dodi, anda tidak ada hak sama sekali di perusahaan ini selain jabatan anda yang menjabat sebagai CEO, dan anda juga sudah di gaji setiap bulannya bukan?" Lanjut Johan sambil menatap Dodi dengan aura tidak bersahabat
Beberapa orang mulai mengangguk setuju.
"Saya tetap tidak Terima, saya akan membawa masalah ini ke jalur hukum" Ucap Dodi penuh ancaman.
"Silahkan, saya juga akan melaporkan anda, karena selama ini anda yang mengambil hak atas 30% saham yang dimiliki oleh Sofia sejak pak Rudi meninggal. Anda bisa terjerat kasus penipuan dan penggelapan dana perusahaan karena istri saya tidak tahu apa pun" Balas Johan tak mau kalah, pria itu menatap remeh lawan di depannya yang tampak sangat emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Sugar Daddy
Fiction généralelangsung baca saja. Warning: 🔞 Adegan Dewasa!!🔞 Bocil dilarang mampir!! Hanya Cerita Fiktif!! Jangan lupa follow, vote and comment. Plagiat dilarang mendekat!!!!!! Dosa tanggung sendiri!!!! Maaf jika masih berantakan, belum di revisi. PLEASE, K...