Bab 5

25.9K 409 16
                                    

Johan sudah berangkat ke kantor jam 7.30 tadi. Sekarang Sofia sedang sibuk membersihkan apartemen yang di tinggali nya degan Johan.

Dimulai dari menyuci piring kotor bekas sarapan tadi, menyapu lantai apartemen yang sebenarnya tidak terlalu kotor tapi tetap harus di sapu. Karena mereka hanya tinggal berdua di apartemen ini, Johan juga jarang berada di apartemen kecuali malam hari ataupun hari libur, lelaki itu selalu sibuk dikantor.

Selesai membersihkan ruang tamu, Sofia melangkah menuju kamar. Ia memungut baju dan celana Johan yang berserakan karena kegiatan mereka semalam, tak lupa beserta bedcover lalu memasukkan nya kedalam keranjang kotor. Dua hari sekali akan ada yang menjemput pakaian kotor untuk di laundry. Selesai mengganti bedcover dengan yang bersih, Sofia melirik jam yang ternyata sudah jam 8 pagi. Ia bergegas mengganti baju dengan baju kuliah kemudian berangkat menuju kampus.

Sampai dikampus Gina sudah menunggu nya diparkiran.

"Lama amat sih lu" Ujar Gina menghampiri Sofia yang baru turun dari mobil.

"Tadi gue bangun kesiangan" Sofia memberi alasan

"Udah ayo cepat, ini mata kuliah pak Budi. Gue nggak mau telat, doi serem" Ucap Gina yang sudah membayangkan salah satu dosen killer itu.

"Iya.. Iyaa.." Sofia mengambil tasnya kemudian mereka berjalan menuju kelas.

Untung mereka tidak terlambat, lima menit setelah mereka tiba di kelas, tak lama pak Budi masuk. Suasana kelas mendadak sepi jika dosen killer itu sudah masuk ke kelas. Perkuliahan berlangsung dengan tegang.

Dua jam kemudian akhirnya mata kuliah pak Budi selesai. Beliau segera meninggalkan kelas tanpa lupa memberikan tugas, yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Hah, jantung gue rasanya mau konslet. Sepanjang mata kuliah sama bapak tadi gue selalu deg-degan takut doi tiba-tiba nanya gue" Keluh Gina yang meletakkan kepalanya di atas meja kelas

"Kalau lu bisa jawab nggak bakalan ada masalah" Sahut Sofia

"Itu dia masalahnya, gue takut kagak bisa jawab kalau doi pas lagi nanya" Ujar Gina

"Udah yok, lu mau tetap tinggal disini? Gue mau keluar" Sofia menyusun bukunya kedalam tas.

"Lu mau kemana siap ini?" Tanya Gina Menatap sahabatnya itu

"Ke mall" Jawab Sofia singkat.

"Ikutt" Sahut Gina semangat.

Mereka berdua segera meninggalkan kelas. Gina menelpon supirnya agar tidak menjemputnya. Gina emang selalu di antar jemput oleh supir, orang tuanya tidak mengizinkan putri tunggalnya itu membawa mobil karena takut kenapa-kenapa. Berbeda dengan Sofia, bahkan dia pernah kecelakaan ketika baru bisa membawa mobil tapi orang tuanya sama sekali tidak peduli. Terkadang ia iri dengan Gina yang sangat di sayangi oleh orang tuanya.

🍀🍀🍀

Mereka sampai di mall siang hari. Kedua gadis itu memutuskan untuk makan terlebih dahulu baru berkeliling mall.

"Orang tua lu masih nggak ada kabar?" Tanya Gina membuka obrolan

"Hmm" Gumam Sofia.

"Lu nggak coba telpon?" Tanya Gina lagi

"Udah, tapi nggak di respon" Jawab Sofia

Sofia pernah berpikir apakah mungkin dia bukan anak kandung mama dan papanya sehingga mereka tidak pernah peduli padanya? Ia pernah menanyakan itu pada orang tuanya, tapi tak mendapatkan jawaban apa pun. Sejak Sofia bisa berpikir ia sudah melihat hubungan orang tuanya yang aneh, mereka saling sibuk satu sama lain. Semakin dewasa Sofia sadar, bahwa orang tuanya tidak seperti orang tua pada umumnya. Mereka memang meberikan harta kepada Sofia tetapi yang Sofia butuhkan bukan itu. Dia hanya ingin perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya yang dari dulu tidak pernah di dapatnya.

Gina mengusap bahu Sofia yang terlihat melamun.

"It's okay, lu nggak sendiri. Ada gue" Ucap Gina menenangkan

"Thanks Gin" Ujar Sofia tulus. Dari dulu Gina selalu baik padanya. Begitu pun dengan orang tua Gina yang sudah menganggap nya seperti anak mereka sendiri.

"Lu masih nggak mau nerima penawaran gue?" Tanya Gina

"Penawaran yang mana?" Sofia mencoba mengingat

"Nikah sama om gue" Ujar Gina.

"Enggak" Jawab Sofia cepat.

"Gue jamin lu nggak bakalan rugi, om gue kaya raya, baik tapi sedikit dingin dan gila kerja" Ucap Gina mempromosikan om nya.

"Tetap nggak" Jawab Sofia malas

"Dihh, awas lu gue sumpahin jodohnya sama oom gue" Celetuk Gina asal

"Amit-amit gue punya ponakan modelan kayak lu" Tolak Sofia mentah-mentah

Gina sudah mendengus kesal. Tidak tahu saja temannya itu bahwa om nya sangat tampan, bahkan banyak wanita yang rela merendahkan harga diri untuk menggoda om nya itu. Untung saja om nya bukan lelaki yang nakal.

Sofia tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Sudah berkali-kali Gina menawarkan om nya kepada Sofia. Sebenarnya ia tidak masalah dengan pria yang lebih tua darinya, yang jadi masalah nya adalah om nya Gina itu sudah Pernah menikah tapi bercerai karena istrinya selingkuh. Tentu saja Gina tidak setuju.

🍀🍀🍀

Johan menatap jam di pergelangan tangannya sudah lewat jam 10 malam. Hari ini ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan nya.

Johan menutup laptop kemudian mengambil kunci mobilnya. Ia meninggalkan kantor menuju apartemen.

Lelaki itu sampai di apartemen jam 11 malam, suasana kamar sudah redup saat ia masuk. Hanya lampu tidur yang menyala. Matanya fokus menatap wanita yang tertidur lelap di atas ranjang.

Ilustrasi gambar Sofia tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi gambar Sofia tidur

Johan segera kekamar mandi untuk mandi, badannya terasa lelah seharian bekerja ia ingin segera tidur.

Tak butuh waktu lama Johan sudah selesai mandi dan berganti baju dengan piyama tidur. Ia menaiki ranjang dengan pelan tak ingin mengganggu wanita itu.

Johan membaringkan tubunya disebelah sugar baby nya. Ditariknya pelan tubuh kecil itu kedalam pelukan nya, Nyaman. Johan memejamkan matanya menuju alam mimpi.

Jangan lupa vote and comment.
Lanjut? 👉

Not My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang