Rangkaian acara tak terduga hari itu telah selesai di lalui. Kenapa di bilang tak terduga? Karena terjadinya tanpa di rencanakan. seperti mengantar ke rumah sakit, mengantar kedua orangtuanya pulang, menginap di rumah meera, main ke pantai carita, mampir di rumah danu, mengunjungi pangkalan badak kulon, sampai nyore di alun-alun pandeglang. Yang dimana semua acara itu tidak ada dalam rencana sebelumnya.
Kini mereka berdua telah berpisah, pulang ke tempatnya masing-masing. Meera kembali ke asrama pada sore hari, atau lebih tepatnya hampir maghrib, setelah dua hari dua malam dia ijin.
Baru saja masuk ke dalam kamar asrama langsung di sambut oleh wajah jutek dian. "Darimana saja baru kembali?" Tanya dian datar agak sinis. Dia sebal sama meera, pergi gak bilang-bilang.
Meera tersenyum ramah sekalipun dian bersikap jutek. maklum hatinya sedang berbunga-bunga. Tidak ada yang indah melebihi nikmatnya jatuh cinta.
"Kamu tahu sendiri kan, kalau sebulan sekali tuh, Ibuku check-up." Jawabnya santai sambil melepaskan kerudung."Iyah, aku tahu. Tapi kan, Biasanya kalau kamu mau pergi, suka pamit dulu sama aku. Tapi kenapa sekarang enggak? Biasanya ijin cuman sehari, tapi kenapa sekarang nyampe dua hari'an? Trus, kemarin malam kamu kemana?"
"Maaf kalau aku gak sempat pamit dulu sama kamu. Sorry ya yan, soalnya kemarin itu buru-buru banget."
"Kemarin malam, ya aku di rumahku."
"Kemarin malamnya lagi?" Malam sebelum ke rumah sakit yang di maksud dian. Karena pada sore harinya meera masih ada di asrama. Namun malamnya dia menghilang tanpa kabar.
"Kemarin malam??" Lirih meera mengingat-ingat.
"Ooh itu aku nginep di rumah leni." Imbuhnya baru ingat.
"Leni?? Siapa dia?" Tanya dian tak mengenalnya. Setahu dia, meera tidak memiliki teman yang bernama leni.
"Leni itu temannya danu. Kemarin malam yang itu dia kesini, sengaja ingin bertemu denganku. Dia bilang mau membahas kesalahpahaman soal kejadian di klinik lalu (semasa danu lagi di rawat) dimana pada saat itu kita melihat danu berpelukan dengan seorang perempuan, ternyata perempuan yang di peluk danu itu adalah dia (leni). Mereka teman dekat, sudah berteman sejak lama. Bahkan mereka berdua sudah bukan kaya teman lagi, melainkan sudah seperti adik kakak. Leni mengajakku ke rumahnya, di sana dia banyak bercerita tentang danu, saking banyaknya, kita berdua sampai gak tidur semalaman. Aku juga sampai lupa membalas chat kamu. Sekali lagi maaf ya yan."
"It's okay. Lalu lalu."
"Lalu paginya danu datang ke rumah leni, dia gak tahu kalau aku ada di sana. Dia mengantarku ke rumah sakit, mengantar ke rumah, Serta menginap di sana. Dan yang lebih penting dia bilang kalau dia menyukaiku."
"Kamu, jadian sama danu?" Tanya dian memastikan seakan tak percaya mendengarnya.
Meera membalasnya dengan anggukan kepala.
"Yang benar kamu ra?"
"Serius. Orang aku juga menyukainya." Pungkas meera meyakinkan.
Dian hanya bisa tertegun menelan ludah sendiri. Tak percaya bisa secepat itu meera dan danu jadian. Dian tak tahu harus berekspresi seperti apa, entah harus senang mendengarnya atau kecewa. Dia pura-pura berekspresi senang.
"Wahh selamat yah kalau begitu. Akhirnya kamu punya pacar juga." Yang membuatnya kecewa karena dirinya masih jomblo. Sementara bestfriend nya sudah punya pacar. Hal itu yang tak dapat di terimanya.
"Lalu gimana perkembangan kondisi ibumu?" Seketika dian mengalihkan topik pembicaraan, dia sengaja karena tidak ingin mendengar cerita manis tentang hubungan asmara meera dan danu. Hal itu dapat menyakiti telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirakat Cinta
Любовные романыTerdengar suara percakapan dari kamar pasien. Rasanya seru untuk menyimak. Siapa tahu isi percakapannya membicarakan dirinya. Meera tidak langsung masuk, melainkan menguping pembicaraan dari balik kaca jendela. Di balik kaca jendela tak ber tirai m...