Malam Minggu akan terasa spesial jika bisa bertatap muka, berdekatan, dan bercengkrama dengan sang pujaan hati. Tapi sebaliknya, malam Minggu akan terasa mengerikan, bahkan dianggap datangnya sebuah bencana oleh kaum jomblo. Tapi tidak untuk jomblo yang satu ini. Apalah arti malam Minggu untuknya? Tidak ada yang aneh, apalagi istimewa. Baginya malam Minggu dengan malam-malam yang lain sama saja, sama-sama gelap.
Penyandang predikat jomblo abadi. Kalau malam Minggu biasanya suka keluar agak malaman. Kisaran pukul sepuluh keatas. Dikala suasana perkotaan mulai sepi. Tapi Ada yang berbeda dilakukannya pada malam Minggu yang satu itu. Baru pukul delapan saja ia sudah berada dipangkalan badak kulon. Tengah duduk di kedai pak Burhan bersama empat temannya. Dua laki-laki dan dua lagi perempuan.
Danu duduk di kedai pak Burhan bersama empat orang temannya. Dua perempuan dan dua lagi laki-laki.
"Tumben jam segini sudah ke pangkalan? Si Reymon-nya mana?" Tanya salah satu temannya melihat Danu datang sendirian. biasanya mereka datang berdua. Kadang bertiga sama bogel.
Danu menggedikkan bahu tidak tahu. Ia tidak tahu dimana sahabatnya itu berada. Seharian tidak bertemu, Juga tidak berkomunikasi. Nomornya mendadak tidak aktif.
"Dengar-dengar, Reymon mutusin pacarnya lagi ya?" Spekulasi tentang putusnya hubungan Reymon dengan pacar barunya tengah santer diperbincangkan di pangkalan badak kulon. Danu heran, dari mana teman-temannya mendapatkan berita tersebut? Sedangkan dirinya saja belum tahu.
Danu menepuk jidat sambil mendengus. Dia baru sadar kenapa Reymon menghilang dan menonaktifkan hapenya. Itu merupakan kebiasaan lamanya saat putus cinta.
"Kayak enggak tahu dia saja." Kata Danu menanggapi pertanyaan temannya.
"Iya yah, dia kan playboy."
"Kok kamu mah enggak nu?" Timpal teman perempuannya.
"Enggak apa?"
"Enggak kayak Reymon, tukang playboy? Padahal wajahmu juga kan tampan?"
"Disakiti rasanya tidak enak. saya tidak mau menyakiti. Dan tidak mau disakiti."
"Mm... Cowok idaman banget. Pacarin aku dong nu!"
Danu tersenyum. Sedangkan yang lain menyorakinya "huh.. ngarep!"
Danu tidak ingin membahas perkara itu lebih jauh. Dia menatap meja yang terpenuhi beranekaragam minuman dan makanan. Dia tidak memikirkan Reymon, tetapi sedang memikirkan Mira, jadi kepangkalan atau tidak.
"Pinjam gitarnya, dam!" Ucap Danu meminjam gitar yang ada di tangan Adam. Dia ingin bernyanyi untuk mengisi waktu sambil menunggu Mira datang.
"Disini kita bicara..
"Dengan hati telanjang.
"Le-pas-lah... Belenggu.
"Sesuatu yang hilang... Sudah kita temukan.
"Walau mimpi... Ternyata."Danu bernyanyi sambil memetik senar gitar di pangkuan. Dia menyanyikan lagu Iwan fals yang berjudul air mata. Nadanya penuh irama. Penuh penjiwaan. Seolah-olah mewakili dalamnya perasaan. Belum sampai ke reff, tiba-tiba saja terdengar suara yang memanggil namanya dari arah belakang. "Dan, komandan. Ada yang nyariin kamu tuh di depan!"
Sontak Danu menoleh dan menghentikan nyanyiannya. "Siapa?" Tanyanya mengenai seseorang yang sedang mencarinya itu.
"Cewek." Jawab jaki memberitahukan jenis kelaminnya. Tapi tidak memberitahukan namanya.
Danu menduga yang mencarinya itu adalah Mira. Tidak salah lagi. "Akhirnya dia kesini juga." Gumamnya dalam hati.
"Suruh kesini aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirakat Cinta
RomantizmTerdengar suara percakapan dari kamar pasien. Rasanya seru untuk menyimak. Siapa tahu isi percakapannya membicarakan dirinya. Meera tidak langsung masuk, melainkan menguping pembicaraan dari balik kaca jendela. Di balik kaca jendela tak ber tirai m...